Pengiriman barang tersebut dilakukan secara bertahap.
Hingga, pihak terkait membutuhkan waktu dua bulan untuk mendalami kasus ini.
"Hasilnya ada pembuatan home industri sabu dan happy water. Modusnya sama dengan di Thailand yakni kemasan sachet Ducati (kemasan hitam) dan Ferrari (kemasan merah)," ucapnya.
Happy water yang ada di Semarang ini, lanjut Mukti, berbeda dengan yang ada di Yogyakarta beberapa waktu silam.
"Happy water yang diungkap di Semarang berbeda dengan Yogyakarta. Malah Cenderung sama dengan produksi Thailand," ucapnya.
Barang tersebut rencananya akan dikirim ke sejumlah kota yang memiliki tempat hiburan malam.
Obat tersebut merupakan ekstasi cair sehingga memiliki efek sama dengan menggunakan ekstasi yakni penggunanya bisa nge-fly selepas meminumnya.
"Dari pengungkapan ini sebanyak 4 juta jiwa manusia berhasil diselamatkan," bebernya.
Diwartakan sebelumnya, Mukti juga menuturkan bahwa kedua orang koki atau peracik tersebut ditangkap saat masih memakai pakaian pelindung lengkap.
"Jadi, pada saat kita lakukan penggerebekan, dua orang ini sedang mengolah bahan baku untuk pembuatan narkoba, pas ditangkap masih memakai pakaian pelindung dengan masker hazmat," kata Mukti kepada wartawan, Rabu (3/4/2024).
Dari foto penangkapan yang diterima, tampak rumah yang cukup besar tengah dipasang garis polisi.
Di foto lain, terlihat pula sejumlah peralatan laboratorium yang diduga digunakan untuk membuat narkoba tersebut.
Sebelum itu, Mukti memberikan arahan kepada anggotanya agar tidak ragu dalam mengungkap kasus narkoba pada Senin (1/4/2024) lalu.
"Tidak ada pekerjaan yang ditunda, walaupun mau Lebaran tetap kerjakan, tetap semangat jaga Indonesia dari bahaya narkoba," ungkap Mukti.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sosok 2 Peracik Sabu Asal Bogor di Rumah Produksi Happy Water dan Sabu Semarang
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto/Abdi Ryanda Shakti)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto)