Kala itu, ia berupaya bangun dan mencoba menggapai badan suaminya hingga pakaian yang dikenakan robek. Demi melepas kepalanya dari tangan suami, ia kemudian menggigit tangan suaminya.
"Setelah saya gigit dia (Berlin Sinaga) melemparkan alat pijat kearah badanku namun tidak kena. Setelah itu, saya keluar rumah membawa tiga anak-anak," katanya.
Setelah kejadian itu, ia mengaku tidak ingin mempertahankan rumah tangganya. Sebab, KDRT yang dilakukan Berlin Sinaga sudah menahun.
Ia merasa sudah banyak berkorban demi mempertahankan pernikahannya apalagi anak-anak masih kecil.
"Daripada saya mati ditangannya mending saya berpisah saja.
Saya tidak kuat lagi dengan tekanan fisik dan mental. Saya trauma, melihat suanya kasar saya jadi ketakutan sekali," ujarnya.
Karena itu, ia membuat laporan ke Polda Sumut atas dugaan KDRT dan perampasan anak secara paksa.
"Dulu sempat saya tanya sama dia, apa masalahnya kok kita ini sering ribut dan KDRT terus menerus.
Waktu itu, anak kedua masih kecil, dia bilang bahwa saya tidak mengurus suami dan anak-anak dengan baik karena sibuk kerja. Setelah itu, saya penuhi keinginan untuk berhenti bekerja di perusahaan BUMN. Saya jadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Tapi KDRT semakin terus berlanjut," ujarnya.
Sedangkan, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi menjelaskan, masalah Berlin Sinaga dengan istrinya sedang berproses di Propam Polda Sumut.
"Itu sedang dalam proses penyidikan Propam Polda Sumut," ungkapnya.
Disclaimer: Sebelum berita ini tayang, jurnalis Tribun Medan sudah berupaya konfirmasi kepada Berlin Sinaga melalui pesan whastApp namun tidak digubris.
(TribunMedan/Jefrie Susetio)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kejamnya Bripka Berlin Sinaga Diduga Ambil Paksa 2 Balita di Rumah Mertua, Istrinya Nyaris Terseret