"Ya Alloh pa padahal mah teu kedah dipaksakeun pami teu aya mah. Mudahan jadi perhatosan kasadayana kahoyong teh ulah kitu. (Ya Allah pa padahal tidak usah memaksakan kalau tidak ada, semoga jadi perhatian untuk semua kalau bisa jangan seperti itu)," kata sang ayah lagi.
Kemudian sang ayah pun memperlihatkan buktinya, di mana ia juga baru mengetahui mas kawin yang diberikan itu ternyata palsu.
Baca juga: Sosok Syifa, Anak Pak Camat di Purwakarta yang Diberi Mahar Emas Palsu oleh Suami Berseragam
Layangkan Gugatan Cerai
Atas hal ini, Syifa pun melayangkan gugatan cerai kepada sang suami. Namun alasan utamanya berpisah, tidak hanya karena mahar palsu.
Melainkan adanya pertengkaran terus-menerus hingga berujung tindakan KDRT.
"Terus juga sering cekcok sampai yang terakhir itu sampai ada KDRT. KDRT-nya ngelempar vape ke badan sampai biru-biru," ungkap Syifa.
Selain itu, sang suami juga kerap melayangkan ancaman kepada Syifa hingga membuatnya harus ke psikiater.
"Sampai ke pekerjaan, dia ngancam-ngancam ngasih surat untuk Syifa biar dipecat gitu," kata dia.
Tak sampai di situ, Syifa pun diam-diam kabur dari rumah suami dan meninggalkan anak perempuannya yang baru berusia 2 tahun.
Momen Syifa yang kabur dari rumah terjadi saat dirinya ribut dengan suami pada saat hendak bekerja dan rumah dalam keadaan dikunci.
Lalu Syifa berpura-pura sakit perut agar dibukakan pintu rumah oleh suaminya.
"Kan WC ada di luar, pas pintu dibuka aku buru-buru kabur, terus pintunya langsung dikunci lagi sama dia, jadi nggak sempet bawa anak," ungkap Syifa.
Setelah itu, Syifa pun tak pernah pulang lagi ke rumahnya dan kini tinggal bersama ibunya.
Sementara anaknya dirawat oleh pengasuh di rumah suaminya.
Saat ditanya apakah ingin kembali pada suami demi anak, Syifa dengan tegas menolaknya.