News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspada! 12 Orang di Kabupaten Bandung Barat Meninggal Akibat DBD

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perawat memeriksa pasien demam berdarah dengue (DBD) pada ruang perawatan pasien di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (17/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada pekan ke-15 tahun 2024 ada di angka 62.001 kasus. Angka itu sudah lebih dari setengah dari total kasus yang tercatat sepanjang tahun 2023, yang mencapai angka 114.720 kasus. Pada tahun ini angka kematian akibat DBD di Indonesia capai 475 kasus. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM - Empat bulan di awal tahun 2024, belasan warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia karena terjangkit demam berdarah dengue (DBD).

Bahkan, dari Januari hingga Maret 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB mencatat ada 1.040 kasus DBD.

Dari jumlah tersebut, sembilan orang meninggal dunia.

Lalu pada April 2024, kasus bertambah menjadi 1.577 dan korban meninggal bertambah tiga orang.

Jadi, total warga KBB yang meninggal karena DBD ada 12 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bandung Barat, Nurul Rasihan menuturkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka DBD dan kematian akibat DBD di wilayahnya.

Satu di antaranya yakni cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.

"Termasuk cuaca yang mendukung perkembangan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD dan disebabkan sanitasi yang kurang baik," ujar Nurul di kantornya, Kamis (25/4/2024).

Mengutip TribunJabar.id, tingginya kasus kematian akibat DBD juga disebabkan salah satunya karena tingkat kesadaran warga untuk menjaga kebersihan dan menghindari tempat berkembang biaknya nyamuk masih rendah.

"Kemudian, upaya pencegahan dan pengendalian yang kurang efektif juga dapat berkontribusi pada peningkatan kasus DBD di suatu wilayah," katanya.

Pihaknya pun mengakui, berbagai upaya pencegahan sudah dilakukan.

Baca juga: Kasus DBD Belum Usai di Jakarta, RSUD Tamansari Masih Rawat 14 Pasien

Satu di antaranya dengan fogging.

Bahkan, ia menuturkan, fogging di sejumlah titik sudah dilakukan sebanyak 36 kali sepanjang April 2024.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih waspada.

"Jadi pada intinya, masyarakat harus lebih waspada terhadap ancaman nyamuk DBD yang sering menyerang pada siang hari," ucap Nurul.

3 Orang Meninggal di Cirebon

Kasus DBD juga terjadi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Bahkan, di Kecamatan Astanajapura, ada tiga orang yang meninggal dunia karena kasus DBD.

Kepala Puskesmas Sidamulya, Poedjo Wardojo, mengonfirmasi hal ini, pada Rabu (24/4/2024).

"Dari tiga kasus kematian yang terjadi, dua di antaranya adalah anak-anak, sementara satu lainnya adalah seorang dewasa." ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.

Sementara dia orang lainnya yakni balita berusia 1 tahun dan anak berusia sembilan tahun.

Ia menuturkan, pada empat bulan pertama di tahun 2024 ini, sudah ada 24 kasus DBD yang tercatat.

Poedjo menuturkan, ketiga korban langsung dibawa ke rumah sakit ketika gejala DBD muncul.

"Mungkin saat tiba di rumah sakit, kondisi pasien sudah sangat kritis."

"Ketiganya meninggal di bulan April ini," ucapnya.

Baca juga: Waspada DBD Masih Ada, 14 Pasien Dirawat di RS Mayoritas Pelajar SD dan SMP

Ia juga menyoroti rendahnya kesadaran orang tua dan kurang responsifnya mereka dalam penganan DBD untuk anak-anak.

"Dalam beberapa kasus, orang tua baru membawa anak ke rumah sakit setelah gejala menjadi sangat parah, seperti pingsan atau mimisan," jelas dia.

Ia pun menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengidentifikasi gejala DBD yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

"Perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran akan gejala DBD dan penanganan yang tepat," katanya.

2 Anak di Karawang Jadi Korban DBD

Sementara itu, di Kabupaten Karawang, ada dua anak yang meninggal dunia karena DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) Karawang, Yayuk Sri Rahayu menuturkan, hingga April 2024 ini, ada 655 kasus DBD.

Ia juga menuturkan, dua anak yang meninggal dunia yakni berusia lima dan 13 tahun.

"Meninggal ada dua, usia 5 tahun dan 13 tahun. 5 tahun di daerah Purwasari dan 13 tahun di daerah Jomin," kata Yayuk di Karawang, dikutip dari Wartakotalive.com.

Yayuk menambahkan, dua pasien tersebut tewas setelah masuk rumah sakit dalam kondisi yang sudah kritis.

"Kalau dilihat dari kronologisnya, kedua kasus tersebut, ini masuk rumah sakitnya sudah agak terlambat, sehingga meninggal di rumah sakit," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 12 Warga Bandung Barat Meninggal Dunia Akibat Terjangkit DBD pada 4 Bulan Pertama 2024 dan di WartaKotalive.com dengan judul Wabah DBD Mencekam, Ratusan Warga Karawang Jatuh Sakit, Dua Anak Meninggal Dunia

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Hilman Kamaludin/Eki Yulianto)(Wartakotalive.com, Muhammad Azzam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini