Tegar saat diperiksa mengaku menganiaya korban karena korban masih mengenakan seragam olahraga.
Penganiayaan tersebut dilakukan sebagai hukuman kepada korban yang masih junior.
Namun, keluarga korban tak menelan mentah-mentah keterangan tersangka kepada polisi tersebut.
Pihak keluarga menduga ada motif lain dalam kasus ini.
Nyoman Budiarta selaku paman korban menuturkan, motif pemukulan terhadap keponakannya diduga tak hanya sebatas karena korban salah menggunakan seragam.
Namun ada kecemburuan dari seniornya.
Pasalnya, korban terpilih sebagai mayoret dan berkesempatan berangkat ke China.
“Informasi dari pembinanya, keponakan saya ini lolos mayoret dan akan dikirim ke Cina (Tiongkok)," ungkap Budiarta, dikutip dari TribunBali.com.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 'Sama Teman Harus Akur' Ibunda Tegar Wanti-Wanti Sebelum Anaknya Aniaya Junior di STIP Sampai Tewas dan di Tribun-Bali.com dengan judul Tangisan Pilu Sang Ibu di Peti Mati Putu Satria dan Muncul Dugaan Kecemburuan Senior
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Bali.com, Eka Mita Suputra)(TribunJakarta.com)