Di malam tragis itu, pelaku dan korban sempat melakukan hubungan sejenis dua kali.
Setelah selesai, pelaku minta bayaran lebih kepada korban. Dari Rp 200 ribu menjadi Rp 500 ribu.
"Untuk (pertemuan) ketiga kalinya, pelaku minta Rp 500 ribu. Karena ditarik Rp 500 ribu, (korban) tidak mau. Dia (korban) dibunuh," jelas Lutfhi.
Dengan celurit yang sudah disiapkan, pelaku lantas menghabisi nyawa korban yang menolak membayar tarif kencan Rp 500 ribu.
"Dengan cara dibacok sebanyak lima kali, kemudian korban belum meninggal."
"Ada palu di sana (rumah korban) dipukulkan di kepala 10 kali baru meninggal," bebernya.
Selain karena tarif kencan, pelaku ternyata juga memiliki motif lain yakni menguasai barang berharga milik korban.
Seusai melakukan pembunuhan, pelaku menggasak sejumlah barang berharga milik Bayu.
Di antaranya sepeda motor Honda PCX, uang tunak Rp 2.050.000, 1 HP iPhone 12 Pro, dompet warna cokelat, kartu ATM.
Lalu, sepatu warna oranye merek Vibram Hoka, tas warna abu merek Ternua, dan jam tangan merek Coros warna hitam emas.
Setelahnya, pelaku melarikan diri. Namun, pelariannya terhenti setelah ditangkap di area parkir Terminal Tirtonadi Solo, Sabtu (4/5/2024).
Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga Boyolali: Pelaku & Korban Terlibat Hubungan Asmara
Kronologi Jasad Korban Ditemukan
Diwartakan TribunSolo.com, Bayu ditemukan tewas di rumahnya di Kampung Kebonso, Kelurahan Pulisen, Jumat (3/5/2024).
Korban pertama kali ditemukan oleh dua orang temannya. Keduanya curiga lantaran korban tak mengaktifkan ponsel-nya sejak Kamis (2/5/2024).
"Temannya itu tadi mampir karena nge-chat WhatsApp (ke korban) tapi nggak di jawab-jawab, terus centang satu," kata Yovita Almi, tetangga korban.
Setelah sempat melihat kondisi dalam rumah, satu dari dua teman korban itu menangis di depan rumah.