News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asal Usul Bubur Mengandung Bakteri Sebabkan 43 Balita di Majene Keracunan Hampir Meregang Nyawa

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Ilustrasi bubur bayi dan ibu menggendong anaknya yang sudah membaik ditemani keluarga di Puskesmas Pamboang, Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). 43 balita di Majene keracunan bubur yang mengandung bakteri, bubur itu program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).

TRIBUNNEWS.COM, MAJENE - Asal usul bubur mengandung bakteri E Coli yang sebabkan keracunan massal di Pamboang, Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Diketahui, sebanyak 43 balita hingga anak dilarikan ke Puskesmas Pamboang, Kabupaten Majene usai diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi bubur.

Makanan tersebut merupakan pembagian dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Majene.

Kini, kasus keracunan massal yang nyaris merenggut nyawa puluhan balita ditangani Polisi hingga BPOM.

Asal Usul Bubur Mengandung Bakteri

43 balita dilarikan ke Puskesmas Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), usai diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi bubur.

Makanan tersebut merupakan pembagian dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Majene

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Majene pun bereaksi.

PMII Majene sangat menyayangkan kasus puluhan balita keracunan dari program makan bubur tersebut.

"Kami datang demo untuk bertemu bupati dan diskusi masalah keracunan massal ini, tapi bupati malah meninggalkan kantornya," ujar Ketua PMII Cabang Majene Asrulllah Razak, Rabu (8/5/2024).

ilustrasi bakteri (Freepik)

Tak hanya itu, PMII Cabang Majene mjuga endesak pemerintah kabupaten agar menghentikan program yang nyaris meregang nyawa puluhan balita tersebut.

Ketua PMII Cabang Majene Asrulllah Razak mengatakan program tersebut tak boleh lagi dilanjutkan.

"Program tersebut (PMT) harus dihentikan," kata Asrullah dalam orasinya di depan kantor Bupati Majene Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae.

Balita Keracunan Massal Usai Makan Bubur di Pamboang, Kadis PPKB Majene Sebut PMT Sudah 2 Kali

Puluhan balita dan anak keracunan massal saat kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) di Kantor Camat Pamboang, Kabupaten Majene, Sulbar, Senin (6/5/2024) kemarin.

Kegiatan tersebut dilaksanakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Majene.

Kegiatan pemberian makanan tambahan bagi balita tersebut diikuti seluruh desa dan kelurahan se-Kecamatan Pamboang.

Kepala DPPKB Kabupaten Majene, Hasnawati mengatakan, kegiatan tersebut sudah dua kali dilaksanakan.

Pertama di kecamatan Banggae, dan Kecamatan Banggae Timur.

"Semuanya berjalan dengan lancar," kata Hasnawati saat ditemui Tribun Sulbar.com di Puskesmas Pamboang.

Kolase foto ibu menggendong anaknya yang sudah membaik ditemani keluarga di Puskesmas Pamboang, Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan Ratusan Warga Memadati Puskesmas Pamboang di Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dengan membawa anak-anak mereka yang keracunan pada Senin, (6/5/2024). (Anwar Wahab)

Diketahui ibu-ibu yang datang membawa anaknya ke puskesmas Pamboang beberapa berasal dari desa atau kelurahan Lalampanua, Tinambung, Bababulo, Banua Adolang, Bonde, Adolang, Pesuloang, Sirindu dan Bababulo Utara.

Adapun usia anak yang mengalami keracunan mulai dari usia 0-11 bulan, 1 orang, 1- 2 tahun 16 orang, 2-5 tahun 14 orang, 10-20 tahun 3 orang, 21 tahun 2 orang.

Laki-laki sebanyak 18 orang. Perempuan 24 orang.

Sebagai informasi hingga Selasa (7/5/2024) kondisi pasien di Puskesmas Pamboang sudah membaik. Beberapa pasien sudah dipulangkan

BPOM Mamuju Telusuri Balita dan Anak di Majene Diduga Keracunan Bubur

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju, telusuri kasus balita diduga keracunan bubur di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Kepala BPOM Mamuju Suliyanto mengatakan, hari ini pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan penelusuran terkait kasus balita yang keracunan.

"Iya hari ini kami sudah turunkan tim ke Pamboang Majene, kami akan telusuri ke tempat pembuat makanan dan akan dimintai keteranga,"ungkapnya saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Selasa (7/5/2024).

Suliyanto menuturkan, saat ini ada beberapa sampel yang sudah masuk di laboratorium akan dilakukan uji lab.

"Untuk sampel sudah di laboratorium untuk diuji lebih lanjut,apakah kandungan makanan itu mengandung bahan berbahaya atau tidak," bebernya.

Kata dia, untuk hasil uji laboratorium akan diketahui pekan depan karena proses uji lab itu cukup lama.

"Sekitar satu mingguan hasilnya keluar karena agak lama itu, kita duganya mikro biolgi dan akan kami uji kimia juga,"pungkasnya.

Polres Majene Usut Keracunan Bubur Puluhan Anak di Pamboang

Satreskrim Polres Majene usut kasus balita keracunan bubur PMT yang dimasak Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Majene, di Kantor camat Pamboang Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Diketahui pada hari ini Selasa (7/5/2024) Satreskrim Polres Mejene mengusut kasus dugaan keracunan massal yang mengakibatkan 41 anak mengalami muntah-muntah dan lemas.

Baca juga: 43 Balita di Majene Keracunan Bubur, BPOM Temukan Ada Kandungan Bakteri Bahaya E-Coli

Menurut Kasatreskrim Polres Mejene AKP Budi Adi, saat ini sedang melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan sejumlah sampel makanan yang sudah dikonsumsi oleh para balita.

Sampel yang diperiksa berupa sisa makanan dan muntahan para pasien yang diduga keracunan bubur.

"Jadi sampel ini sudah kita ambil untuk kemudian diperiksa di BPOM Mamuju" kata Budi Adi saat ditemui Tribun Sulbar.com di Puskesmas pamboang.

Ombudsman Sulbar Selidiki Kasus Keracunan Bubur di Majene Pada Layanan Intervensi Stunting

Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sulawesi Barat telah turun langsung ke Puskesmas Pamboang untuk melakukan investigasi dugaan kasus keracunan makanan yang dialami oleh puluhan balita yang telah mengkonsumsi PMT atau Pemberian Makanan Tambahan atau PMT, Selasa (7/5/2024).

Pjs. Kepala Perwakilan Ombudsman RI Sulawesi Barat Ismu Iskandar mengungkapkan, gerak cepat Ombudsman tersebut sebagai respon cepat terhadap kejadian yang merugikan kesehatan balita yang ada di wilayah sekitar itu.

"Setelah melihat kejadian tersebut di media, kami langsung menurunkan tim untuk melakukan investigasi dengan harapan pelayanan yang diterima oleh masyarakat dapat berkualitas," kata Ismu.

Kasus keracunan balita ini menjadi perhatian serius Ombudsman Sulbar, yang berkomitmen untuk melindungi hak-hak masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Tim Ombudsman Sulbar akan memeriksa aspek-aspek terkait, seperti penanganan medis, ketersediaan obat-obatan, kebersihan fasilitas kesehatan, dan faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap kasus ini.

"Kami sangat prihatin dengan dugaan kasus keracunan balita di Pamboang ini. Kami akan melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan bahwa hak-hak masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas terpenuhi. Kami juga berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang." tutup Ismu.

Baca juga: Kronologi Imam Masjid Diserang Pemabuk Saat Jualan Bubur di Bidara Cina, Pelaku Dicari Polisi

Sedangkan Irfan Gunadi, selaku Kepala Keasistenan Pencegahan yang turun langsung melakukan investigasi mengungkapkan bahwa telah melakukan permintaan keterangan kebeberapa pihak terkait.

"Tim kami telah melakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan terhadap beberapa pihak terkait. yakni Kepala Puskesma Pamboang, Dokter Umum Puskesmas, Kepala UPTD DP2KB, Kepala Dinas Kesehatan Majene dan keluarga pasien,"

Hasil keterangan tersebut kemudian akan menjadi bahan pemeriksaan Ombudsman untuk selanjutnya mencari letak maladministrasi dalam layanan intervensi kelompok sasaran stunting.

"Kita semua berharap semoga para korban bisa segera sembuh dan kejadian ini menjadi perhatian kita semua agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," pungkas Ismu Iskandar. (tribun network/thf/TribunSulbar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini