Usai ramai diperbincangkan, sejumlah pihak pun bergerak mencari tahu apa penyebab dari kisah miris itu.
Salah satunya pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon yang mendatangi rumah AR di Kampung Gunungsari Bedeng, RT 4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Pantauan Tribun di lokasi, rombongan dinas tersebut sudah berada di lokasi ketika awak media mendatangi rumah AR.
Terlihat, perwakilan rombongan tersebut berinteraksi dengan AR yang didampingi ibunya.
Namun tak lama berinteraksi, AR terlihat mengamuk.
AR menangis melihat banyak orang berdatangan ke rumahnya yang titiknya berada di dalam gang padat penduduk.
Informasi yang diterima, AR hendak diajak berkeliling sebagai salah satu upaya menenangkan kondisi AR.
Di mana ketika kumat, AR kerap mengamuk dan merusak sejumlah barang yang ada di dalam rumah.
Namun ajakan itu ditolak AR, sehingga rombongan yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih itu meninggalkannya dengan membiarkan AR tenang di dalam rumah oleh ibunya.
Ade mengatakan, kondisi yang dialami oleh AR menjadi perhatian oleh seluruh pihak, tak terkecuali Disdik Kota Cirebon.
Hasil kunjungannya ke rumah AR, Ade menyebut, AR awalnya terlihat baik dan cerdas dalam pelajaran dari kelas I hingga kelas VI.
Namun seusai dua bulan menginjakkan kaki di kelas VI pada Agustus 2023 lalu, anak pertama dari pasangan Alipyanto dan Siti Anita itu mengalami masalah psikologis yang bermula dari permasalahan internal keluarga, terutama berkaitan dengan masalah ekonomi.
Menurut informasi dari pihak RT dan RW setempat, kata Ade, AR kesal dan kecewa dengan ibunya yang menjual hp yang telah dibelinya dengan usahanya sendiri, melalui menabung.
"Kami juga tidak bisa menyalahkan ibunya pada akhirnya, hanya mungkin kesedihan si anak ini tidak bisa diluapkan, karena AR termasuk orang pendiam," ujar Ade saat diwawancarai media, Senin (13/5/2024).