News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Pravitri, dari Grogi hingga Sukses jadi Peserta UKW Berprestasi dan Wartawan Berkompeten

Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 30 jurnalis di Kota Solo, Jawa Tengah, mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Surakarta, Jumat-Sabtu, 24-25 Mei 2024. Dalam UKW ke-17 yang digelar PWI Pusat dan PWI Surakarta, wartawan Tribunnews.com, Pravitri lulus dan dinyatakan berkompeten dengan nilai tertinggi.

TRIBUNNEWS.COM - Pagi memang belum terlalu sempurna, tapi kesibukan sudah terasa di ruang dapur rumah Pravitri Retno Widyastuti.

Saat itu, jarum jam hendak menuju angka 5. Namun, Vivit -begitu ia karib disapa- sudah sibuk menyelesaikan urusan rumah tangga.

Mulai dari mencuci piring, memasak, hingga menyiapkan bekal untuk sang anak. Di sisi lain, ia juga harus mempersiapkan kebutuhannya sendiri.

Ya, Vivit hendak mengikuti Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan PWI Surakarta di Hotel Alila, Surakarta, Jumat-Sabtu (24-25/5/2024).

Ini adalah kali pertamanya bagi Vivit mengikuti UKW jenjang Muda setelah enam tahun menjadi wartawan Tribunnews.com.

Sekali lagi, ia memastikan semua peralatan yang dibutuhkan saat mengikuti UKW, misalnya laptop dan alat tulis sudah tersimpan rapi di tas ranselnya.

Tepat pada pukul 06.11 WIB, Vivit berangkat. Menggunakan sepeda motor, ia membelah jalanan dari Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar menuju Kecamatan Laweyan, Surakarta.

Lalu lintas tak begitu ramai kala itu. Sebab hari pertama pelaksanaan UKW bertepatan dengan cuti bersama dalam rangka Hari Raya Waisak.

"Jadi jalan nggak begitu ramai, lancar, dan nggak khawatir kena macet," kata dia.

Sebelum sampai di lokasi acara, Vivit juga menjemput rekan kerjanya, Nanda Lusiana yang indekos di daerah Baturan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar.

Keduanya menyempatkan diri untuk sarapan bersama sebelum menuju ke Hotel Alila. Sekira pukul 07.11 WIB, keduanya telah berada di ruangan dan bersiap mengikuti UKW.

Baca juga: 5 Fakta Kegiatan UKW Ke-17 di Surakarta: Pecahkan 2 Rekor hingga Pesan Gibran

Rasa cemas dan khawatir, sempat dirasakan Vivit. Bahkan pikiran blank saking groginya saat mengikuti ujian pemahaman tentang Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Undang-undang Pers.

"Padahal saya sudah belajar UU Pers dan KEJ selama dua hari sebelum UKW. Saat belajar pun, saya baca-baca sambil nulis untuk mempermudah memahami dan menghapal. Namun Alhamdulillah, bisa terlewati dengan baik," kata dia.

Seiring dengan berjalannya waktu, kecemasan dan kekhawatiran yang dialami Vivit, perlahan menghilang. Ia mulai yakin dan percaya diri dengan kemampuannya.

Apalagi materi yang diujikan saat UKW sangat berkaitan dengan pekerjaannya sebagai asisten editor Tribunnews.com sehari-hari.

Mulai dari mengusulkan rencana liputan, mengikuti rapat redaksi, menulis berita, melakukan wawancara, hingga menyusun rubrikasi.

Vivit tak memungkiri adanya ketakutan saat mengikuti UKW. Ia merasa pengalamannya di bidang jurnalistik masih sedikit.

Bahkan ia sempat terpikir untuk mundur, tidak jadi mengikuti UKW.

"Kemudian saya meyakinkan diri sendiri untuk mengikuti UKW, karena belum tentu ada kesempatan UKW gratis dalam waktu dekat," beber wanita asal Ponorogo ini.

Pada saat mengikuti UKW, Vivit berada di kelas 3 bersama lima wartawan dari sejumlah media di Soloraya lainnya. Pengujinya adalah Isdiyanto Isman, Kepala Biro Semarang Harian Kedaulatan Rakyat.

Berbekal keyakinan serta usaha kerasnya selama dua hari mengikuti UKW, lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) itu dinyatakan lulus.

Ia dinyatakan sebagai wartawan berkompeten untuk jenjang Muda. Namanya pun langsung terdaftar di Dewan Pers, satu jam setelah UKW usai.

Pravitri Retno Widyastuti (kanan berjilbab) peserta terbaik UKW jenjang Muda dalam UKW PWI Kota Solo pada 24-25 Mei 2024. (Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Yang lebih menggembirakan, Vivit dinyatakan sebagai peserta UKW ke-17 Surakarta yang meraih nilai tertinggi di antara 19 peserta UKW jenjang Muda lainnya.

Bahkan menurut penuturan dari rekan satu kelasnya, Vivit mendapat banyak pujian dari Isdiyanto. Ia pun tak menyangka atas prestasi yang diraihnya tersebut.

Vivit mengaku, ada ketakutan jika tak lulus UKW saat mengetahui latar belakang pengujinya yang berasal dari media cetak.

"Menurut saya, ada perbedaan ritme dan cara kerja dengan saya yang ketika mulai bekerja sebagai wartawan, sudah di dunia digital. Alhamdulillah, Pak Is banyak memberi masukan dan ilmu baru kepada kami, jadi sangat membantu selama ujian," urainya.

Setelah lulus UKW dan namanya terdaftar di laman Dewan Pers, Vivit berharap bisa semakin menambah peluangnya di dunia jurnalistik.

Ia juga berharap bisa mencoba hal-hal baru, tanpa merasa takut atau ragu-ragu.

"Karena sudah dinyatakan kompeten, Insyaallah berarti saya mampu," kata dia.

Selain Vivit, peserta UKW yang juga menjadi peserta terbaik dengan nilai tertinggi adalah Wahyu Gilang Putranto. Bedanya, Gilang yang juga wartawan Tribunnews.com ada di jenjang Madya.

Dorong Awak Redaksi Ikut UKW

Atas prestasi yang diraih dua awak Tribunnews.com, General Manager Tribunnews, Vovo Susatyo pun memberikan apresiasinya.

Ditambah lagi, wartawan Tribunnews.com mendominasi jumlah peserta UKW ke-17 yang berjumlah 30 orang.

Total ada 25 wartawan Tribunnews.com dan TribunNetwork yang mengikuti UKW. Rinciannya, 19 orang mengikuti UKW jenjang Muda dan sisanya, 6 orang mengikuti jenjang Madya.

Vovo pun berucap, Tribunnews memang mendorong seluruh awak redaksi untuk bisa memenuhi kompetensi dasar, setidaknya melalui UKW.

Jika ada peluang, maka perusahaan akan meminta wartawan yang belum mendapat sertifikat kompetensi, untuk mengikuti UKW sesuai daerah masing-masing.

"Seperti di Solo kemarin, begitu ada peluang, maka kita ikutkan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, terima kasih untuk PWI Pusat dan PWI Surakarta yang sudah memberikan kesempatan bagi kami untuk ikut berpartisipasi," ujarnya.

Perusahaan, lanjut Vovo, sangat serius dalam hal UKW. Sebab, Tribunnews mendukung Dewan Pers, pemerintah, serta para pihak agar wartawan memiliki standar yang jelas dan bisa dipercaya karyanya.

Ditambah lagi, para pimpinan di TribunNetwork juga mendapat perintah agar tahun ini, para awak redaksinya didorong untuk mengikuti UKW.

"Bahkan jumlah awak redaksi yang lulus UKW juga menjadi salah satu indikator penilaian alias Key Performance Indicator (KPI) di setiap unit," tambah Vovo.

Di sisi lain, Tribunnews melalui KG Media juga tengah menyiapkan upaya-upaya agar bisa menjadi penyelenggara UKW.

Perusahaan juga ingin karyawan Tribunnews dan KG Media memiliki standar yang jelas serta sesuai ketentuan dan amanat Dewan Pers.

Dengan semakin bertambahnya jumlah wartawan Tribunnews yang memiliki sertifikat kompetensi, Vovo berharap, akan memiliki pengaruh terhadap karya-karya jurnalistik.

"Teman-teman juga bisa semakin bertanggung jawab terhadap pencapaiannya. Namanya sudah lulus UKW, tentu tidak boleh menyimpang dari standar-standar kerja wartawan baik dari segi etik maupun regulasi," harapnya.

Ciptakan Wartawan Berkualitas dan Berkompeten

Ketua PWI Pusat, Hendry CH Bangun saat membuka Pra UKW via zoom meeting, Kamis (16/5/2024) pagi. (Tangkapan layar zoom meeting)

Sementara itu, Ketua PWI Pusat, Hendry Ch Bangun mengatakan, UKW merupakan hal mutlak yang dilakukan oleh seorang wartawan.

Menurutnya, wartawan yang tidak memiliki kompetensi, bukanlah wartawan profesional.

Oleh sebab itu, publik berhak untuk tidak mempercayai wartawan tersebut karena tidak dapat diandalkan.

Ia juga menjelaskan, wartawan adalah profesi yang berhubungan dengan kepentingan publik.

Maka dari itu, kata Hendry, wartawan harus memiliki kompetensi.

"Profesi wartawan berkaitan dengan kepentingan publik, sehingga wartawan harus memiliki kompetensi," jelasnya saat membuka Pra-UKW secara online pada Kamis (16/5/2024).

Hendry menambahkan, wartawan tidak hanya dituntut menulis berita secara cepat, tetapi juga harus akurat dan tidak melanggar kode etik.

Ia pun mengingatkan bagi wartawan yang terbiasa mengerjakan tugas jurnalistik sehari-hari, maka UKW akan berjalan dengan mudah.

"Nantinya penguji akan melihat sejauh mana pemahaman teman-teman terkait materi dan sejumlah tugas yang diberikan," kata dia.

Di sisi lain, Sekjen PWI Pusat, Sayid Iskandarsyah mengaku bahagia atas digelarnya UKW PWI Surakarta secara gratis.

Sebab, penyelenggaran UKW secara gratis merupakan realisasi dari janji Hendry Ch Bangun saat kongres PWI di Bandung, 27 September 2023 lalu.

"Saat itu, Pak Hendry berjanji akan menggelar UKW di seluruh cabang yaitu di 38 provinsi dan satu cabang khusus Solo," kata Sayid.

Sayid berharap, UKW di Solo akan menghasilkan wartawan yang berkualitas dan berkompeten.

"Jika sudah UKW dan lulus, artinya Anda berkompeten dalam tugas kewartawanannya. Namun, jangan berhenti di situ, terus tingkatkan kerja-kerja jurnalistik," ungkapnya.

Tentang UKW ke-17 di Surakarta

Diketahui, kegiatan UKW yang digelar PWI Pusat dan PWI Surakarta adalah yang ke-17 di Surakarta.

Kegiatan tersebut diawali dengan Pra-UKW yang telah dilakukan secara online melalui zoom meeting pada pagi.

Dilanjutkan dua hari untuk pengujian yaitu pada Jumat (24/5/2024) dan Sabtu (25/5/2024).

UKW jenjang Muda di Surakarta diikuti 24 wartawan dari sejumlah media di Soloraya dan dibagi menjadi empat kelas. Masing-masing kelas, berisi enam wartawan dengan satu penguji.

Sementara untuk jenjang Madya, hanya ada satu kelas yang terdiri dari 6 peserta yang kesemuanya adalah wartawan Tribunnews.

Yang menjadi penguji pada UKW ke-17 adalah Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul; Ketua PWI Yogyakarta, Hudono; Ketua PWI DKI Jakarta, Kesit B Handoyo; Kepala Biro Semarang Harian Kedaulatan Rakyat, Isdiyanto Isman; serta wartawan senior, Hendro Basuki.

Ada dua rekor yang dipecahkan dalam pelaksanaan UKW di Surakarta.

Rekor pertama adalah seluruh peserta UKW dinyatakan lulus dengan predikat wartawan kompeten.

Hal ini disampaikan seorang penguji, Hendro Basuki dalam acara penutupan Sabtu kemarin.

Hendro tidak mengira, 30 wartawan yang mengikuti UKW di Surakarta dapat lulus seluruhnya.

"Semua peserta ini lulus 100 persen," kata Hendro yang diikuti tepuk tangan para peserta UKW.

Sementara rekor kedua adalah UKW dengan penerbitan sertifikat tercepat setelah satu jam UKW selesai ditutup.

Para peserta tak perlu menunggu waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

Selama ini, penerbitan sertifikat UKW membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan ada berbulan-bulan.

Begitu UKW ke-17 di Surakarta ditutup, sertifikat dan kartu UKW pun langsung jadi.

Bahkan nama peserta bisa segera terdaftar di laman Dewan Pers.

Tak berhenti sampai di situ, UKW ke-17 di Surakarta juga memunculkan teriakan yel baru.

Jika PWI Jakarta memiliki yel Jaya, maka PWI Surakarta punya yel Menyala.

"PWI Surakarta, Menyala."

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini