TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengumpulkan seluruh stakeholder untuk membahas upaya-upaya penanganan dalam konteks target Zero Stunting 2024, di Ruang Lokakrida Balai Kota Semarang, Kamis (13/6).
Dalam kesempatan itu, Mbak Ita sapaan akrabnya meminta penanganan-penanganan dan pencegahan stunting masif dilakukan. Dirinya mengakui kolaborasi dan sinergi memang sangat diperlukan untuk mewujudkan Kota Semarang ini lepas dari permasalahan stunting.
Mbak Ita pun meminta identifikasi atau pemeriksaan secara berkala bagi calon ibu, ibu hamil, dan balita rutin dilakukan. Pencegahan ini harus terus digencarkan secara konsisten.
“Karena kita tahu stunting tidak bisa selesai sendiri, sehingga kita harus bersama-sama. Karena namanya identifikasi stunting juga bisa dari berbagai macam. Indikator stunting banyak sekali, sehingga diharapkan dengan adanya kolaborasi dan masukan dari masyarakat Insyaa Allah stunting akan semakin turun,” ujarnya.
Mbak Ita menjelaskan, angka stunting di Kota Semarang saat ini tinggal 825 kasus. Ia berharap inovasi-inovasi berkelanjutan dari berbagai pihak, khususnya Dinas Kesehatan untuk terus berupaya menekan angka stunting.
Baca juga: Dorong Munculnya Petani-petani Muda, Mbak Ita Ajak Generasi Muda menjadi Agen Ketahanan Pangan
“Ini sudah bulan Juni, saya minta ke Pak Hakam (Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang-red) harus 0 persen. Ini adalah kemauan kita bersama. Di sini kita harapkan inovasi-inovasi ini jangan hanya cuma launching, tapi diimplementasikan, dipraktikkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menerangkan, kegiatan penanganan stunting terus dilakukan dan terus ada evaluasi agar angka stunting di Kota Semarang turun. Saat ini inovasi yang digencarkan adalah Layanan Pendamping Tubuh Kembang dengan Aplikasi Sayang Anak IoT Antropometri Guna Mewujudkan Semarang Zero Stunting (Lional Messi).
Inovasi ini diharapkan bisa memberikan penilaian kesehatan pada penderita stunting dengan mudah dan akurat. Alat ini nanti akan ditempatkan di setiap Puskesmas di Kota Semarang,
“Di DKK, Lional Messi ini berdiri atau tiduran itu langsung akan keluar skornya. Karena saat menilai stunting, under weight itu akan melakukan perhitungan dengan skor,” bebernya.
Selain mengembangkan inovasi, pihaknya juga terus bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk menciptakan produk-produk penanganan stunting berbasis digital. Saat ini sudah ada Robot Stunting yang mampu menjelaskan keadaan atau kondisi kesehatan anak.
“Untuk robot stunting, punya Kominfo sama Udinus, dari hasil skor kemudian sama robot itu dibaca, masuk di stunting atau di under weight. Nanti kemudian robot akan menjelaskan hasilnya, maka harus ikut Posyandu setiap hari, harus mendapatkan PMT tiap bulan,” pungkasnya.
Baca juga: Realisasikan Hasil Riset BRIN, Pemkot Semarang Pasang Alat Pendeteksi Longsor dan Banjir di 20 Titik