TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO- Longsor tambang emas ilegal di Desa Pemukiman, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo turut merenggut nyawa seorang ibu dan anak balitanya.
Diketahui, Fatma Afita (40) dan anakanya, Dewa Saputra (4) menjadi korban tewas dalam bencana longsor di tambang emas tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (7/7/2024) dini hari saat korban tertidur lelap. Keduanya berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara suami Fatma, belum diketahui keberadaanya.
Baca juga: Warga Sulut Jadi Korban Tewas Longsor Tambang Emas Gorontalo, 3 Anaknya Tak Kuasa Tahan Tangis
Mereka tercatat sebagai warga Desa Duano, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango. Kepala Desa Duano, Ayub Irianto Iran Hadju mengatakan Fatma dan suaminya membuka usaha warung di lokasi tambang.
Sehari-hari, bersama anaknya, mereka menginap di warung tersebut.
"Yang baru ditemukan istri dan anaknya, sedangkan ayahnya belum ditemukan," ungkap Kepala Desa Duano, Ayub Irianto Iran Hadju, Minggu.
Rencananya, jasad Fatma dan anaknya akan dimakamkan di kampung halamannya atau desa sang suami.
"Kemungkinan akan dikebumikan di Desa Duano atau desa suaminya di Dumbaya Bulan," ungkap Ayub.
Sementara itu, pencarian korban yang tertimbun longsor di tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur, mengalami kendala akibat hujan deras.
Kepala Kantor Basarnas Gorontalo, Heriyanto, mengatakan pencarian korban tertimbun sempat dihentikan sementara karena hujan deras. Cuaca buruk di lokasi kejadian membuat proses pencarian menjadi sangat berbahaya bagi tim penyelamat.
"Untuk proses pencarian di lokasi kejadian dihentikan sementara waktu, mengingat saat ini masih terjadi hujan," kata Heriyanto saat ditemui di Posko SAR, Senin (8/7/2024) malam.
Respons Pj Gubernur
Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin mengaku belum memegang data terkait longsor di tambang emas Suwawa.
Akibat longsor tersebut, 23 orang dinyatakan meninggal dunia.
Saat dimintai keterangan, Rudy hanya membalas dengan ucapan singkatnya.