"Rilis kemarin motifnya ekonomi. Enggak ada motif ekonomi, soalnya almarhum kerja bareng saya, karena uang (dari pelanggan) masuk ke saya baru transfer ke dia (korban). Saya sangat tahu kondisi ekonomi dia," jelasnya.
Terkait utang Juhariah yang disebut menjadi pemicu pertengkaran, Wahyudi tak mengetahuinya.
"Kalau itu (utang) saya enggak tahu, saya kalau tahu pasti saya ngobrol sama almarhum, saya kasih tahu baiknya bagaimana," bebernya.
Saat proses pemakaman, Juhariah tak mau menceritakan kronologi kematian korban.
Juhariah meminta anaknya, Silvia Nur Alfiani memberikan kesaksian palsu agar kasus pembunuhan tak diketahui keluarga.
Baca juga: Kronologi Pria di Setu Bekasi Tewas Dibunuh Istri-Anak, Sempat Diracun Detergen Cair tapi Gagal
"Waktu pas abis kejadian saya langsung interogasi Silvi (Silvia), bilang karena berantem kena lemari," paparnya, Rabu (24/7/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Silvia Nur Alfiani berpura-pura mendengar suara keributan antara korban dengan Juhariah.
Penyabab pertengakaran yakni korban dituding berselingkuh.
"Silvia lagi tidur enggak tahu denger suara berantem, Silvia sampai misahin sampai kepental dan bapak jatoh akhirnya kena lemari," ucap Wahyudi menirukan cerita Silvia.
Ia tidak menyangka keponakannya terlibat pembunuhan dan membuat skenario kematian korban.
"Silvi itu ponakan saya yang paling kalem menurut saya, paling nurut, saya aja gak habis pikir sampai tuh orang jadi psikopat begitu," tandasnya.
Wahyudi menambahkan Silvia lebih dekat dengan ibu daripada ayahnya.
"Dia kan sudah dewasa, kalau misalnya ada rencana ini harusnya dia kan bisa menahan kan, saya juga gak tahu ada kepentingan atau gimana yang jelas memang lebih dekat sama ibunya," pungkasnya.
Baca juga: Suami di Bekasi Dibunuh Anak dan Istri: Pelaku Kesal Korban Tidak Mau Lunasi Utang Pelaku
Motif Pembunuhan Dibantah
Ahmad Wahyudi juga membantah motif pembunuhan lantaran hubungan Silvia dan pacarnya tak direstui korban.