Sosok Mudjono Disebut Dalam Curhatan Kedua Korban
Sebelum ditemukan tewas, Iguh dan Elia sempat meninggalkan coretan dinding berisi curhatan.
Kini coretan dinding tersebut di rumah TKP itu pun dijadikan barang bukti.
Coretan berisi curhatan itu dibuat kedua korban di dua lokasi berbeda.
Ada tulisan yang dibuat di bagian dinding di ruang tamu dan sebagian ada yang di kamar tempat ibu dan anak tersebut meninggal dunia.
Dalam curhatan tersebut, Iguh Indah Hayati menyebut nama suaminya Mudjoyo Tjandra, permasalahan rumah tangga hingga wasiat dan permintaan terakhirnya kepada warga.
Dalam tulisan itu Iguh Indah Hayati juga menjelaskan bahwa rumahnya adalah haknya.
Baca juga: Kerangka Ibu dan Anak Ditemukan Suami, Pisah Rumah Sejak 2015, Baju dan Sisa Air jadi Barang Bukti
Ia memilih mewakafkan rumahnya un"uk warga Tanimulya untuk warga RT 10.
Bahkan Iguh juga mengungkap permintaan terakhirnya kepada Pak RT meminta tolong agar menagih rumah tersebut jika tidak diserahkan oleh Mudjoyo Tjandra.
“Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya," tulisnya.
Iguh menyinggung agar warga menerima rumahnya dari suaminya Mudjoyo Tjandra.
Jika Mudjoyo Tjandra merebut hak atas rumahnya itu, ia menyebut suaminya berbuat jahat.
Selain wasiat, hal yang jadi sorotan, isi curhatan tersebut juga mengisyaratkan permasalahan dengan suaminya Mudjoyo Tjandra.
Iguh menyinggung masalah rumah tangganya soal suaminya jika telah menikah.