Hasil forensi juga menyatakan tak ada tanda kekerasan pada kerangka ibu dan anak tersebut.
Selain uji DNA, tim forensik juga akan mencari penyebab kematian melalui uji toksikologi.
"Tinggal sekarang yang kita tunggu adalah hasil tes DNA dan toksikologi oleh Puslabfor Mabes Polri. Itu untuk memastikan identitas dan penyebab kematian," ucap AKBP Tri Suhartanto kepada TribunJabar.id.
Uji toksikologi sendiri dalam dunia forensik digunakan untuk menemukan efek zat beracun pada tubuh seseorang.
Hal tersebut bisa saja mengungkap penyebab medis kasus kematian, keracunan atau penggunakan obat maupun zat kimia tertentu.
Tri juga menuturkan, dari hasil olah TKP, tak ditemukan adanya noda, hanya ditemukan tanah dan debu yang diduga bekas pembusukan kulit.
Korban Curhat
Diwartakan sebelumnya, ketua RT setempat, Bambang Daryanto menuturkan, ia dan Bu Indah sempat berinteraksi sebelum ibu-anak ditemukan meninggal dunia.
Bahkan korban sempat curhat terkait masalah keluarga yang dihadapi bersama suaminya, Mudjoyo Tjandra.
"Katanya bahwa suaminya (Mudjoyo) sudah tidak menafkahi lagi lah gitu. Terus berinteraksi juga pernah juga saya ditanya oleh pihak sekolah kenapa anak itu tidak datang saat ujian," ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Bambang berinisiatif untuk mendatangi rumah keduanya.
"Saat saya datang ke rumahnya memang masih ada tapi lihat rumahnya sudah dalam keadaan berantakan,"
"Saya tanyakan kalian tidur di sini? Jawabannya iya," kata Bambang.
Lalu, sekitar tahun 2018/2019, Indah mendatangi Bambang untuk pamit pindah ke daerah Sumedang.
Di pertemuan terakhir dengan Bambang tersebut, indah juga meminta surat perpindahan domisili.