TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu per satu saksi yang melihat detik-detik peristiwa yang memicu tewasnya Vina Cirebon dan Eki muncul.
Sosok pria bernama M Ismail mengatakan, saat kejadian Eky dan Vina tidak dikejar sekelompok orang.
Sebaliknya malah tertawa-tawa.
"Kayak orang girang, bahagia gitu," kata Ismail kepada Dedi Mulyadi di Channel Youtube Kang Dedi Mulyadi yang tayang pada Rabu (7/8/2024).
Ismail mengatakan, malam itu Eky mengendarai motor secara ugal-ugalan.
Peristiwa itu barengan dengan momen spesial sang anak yang melamar calon pasangannya pada 8 tahun silam meski kini hubungan mereka kandas.
"Saya inget pak, anak angkat saya ada acara lamaran (saat itu)," cerita Ismail.
Baca juga: Sudah 3 Hari di Bareskrim Polri, Iptu Rudiana Disebut Jalani Pemeriksaan Internal Kasus Vina Cirebon
Delapan tahun silam, tepatnya pada hari Sabtu (27/8/2024), anak Ismail bernama Purnomo, hendak melamar Yeni di Desa Watubelah, Cirebon.
Sepulangnya dari rumah Yeni, sekitar pukul 22.15 WIB, Ismail bersama anaknya pulang melewati Jalan Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Saat melintas di jembatan itu, mereka berdua melihat pengendara motor yang berboncengan dengan seorang wanita melaju secara ugal-ugalan.
Ismail menduga kuat pengendara motor itu ialah Eky dan Vina.
"Jalannya berlawanan arah. Naik motornya Eky zig-zag kayak orang mabok, saya naik motor lihat," ujar pria yang kini tinggal di Bekasi itu.
"Anak saya juga bilang 'kenapa tuh pak kayak orang mabok'. Terus standing pak. Sambil teriak-teriak kayak orang gembira,"katanya lagi.
Setelah berkendara secara serampangan di jalan umum itu, Eky kehilangan kendali sehingga menabrak trotoar atau median jalan yang berada di tengah.
Usai motornya menghantam trotoar, badan Eky lalu membentur tiang listrik.
"Saya lihat motornya warna biru telor asin sama cat kuning. Helmnya putih merah," katanya.
Ismail melihat kedua korban itu tergeletak dalam kondisi tertelungkup.
Ia sangat meyakini dengan apa yang dilihatnya, bahwa Eky dan Vina tewas karena kecelakaan.
Ismail rela jauh-jauh dari Bekasi menuju rumah Dedi Mulyadi di Subang demi menceritakan kesaksiannya.
"Saya yakin enggak salah pak, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri pak," pungkasnya sembari menangis.
Ismail memastikan saat itu tidak ada yang mengejar sehingga cerita ini beda dengan kesaksian Aep yang menyebut bahwa Eky dan Vina dikejar 7 terpidana sampai ke Jembatan Talun Cirebon.
Baca juga: Video Bukan Lagi Sumpah Pocong, Saka Tatal Tantang Rudiana Sumpah Banyu Cis di Kasus Vina Cirebon
"Murni kecelakaan. Gak ada (yang ngejar)," kata Ismail.
Hal yang sama diungkapkan Adi memberikan pengakuannya saat melihat tewasnya Eky dan Vina pada tahun 2016.
Adi mengaku sedang berjalan kaki ingin berziarah ke makam para wali di Majalengkan melewati Flyover Talun, Kabupaten Cirebon.
Kepada Tokoh Masyarakat Jabar Dedi Mulyadi, Adi mengingat kondisi sore itu hujan deras, sedangkan malamnya gerimis.
Adi tiba-tiba melihat di seberang jalan pengendara motor yang berboncengan menabrak tiang lampu kota.
"Saya lihat di seberangnya.
Kira-kira dengan jarak 25 meter sampai 30 meter," ujar pria yang kini bekerja mencari barang rongsokan itu.
Saat kecelakaan terjadi, Adi hendak makan nasi yang diberikan oleh orang.
Pengendara motor, yang merupakan laki-laki, menabrak tiang lalu lintas kemudian terpental ke aspal jalan.
Sementara penumpangnya, perempuan, tergeletak usai terbentur trotoar.
"Seingat saya posisi korban telungkup (kedua korban), helmnya pecah," jelasnya.
Pengendara motor yang melintas kemudian mulai mengerumuni dua korban yang tergeletak itu, termasuk Adi.
Adi meminta kepada salah satu pengendara motor untuk segera melaporkan peristiwa ini ke Polsek terdekat.
Baca juga: Salah Satu Terpidana Kasus Vina Cirebon Ajukan PK, Iptu Rudiana Diharapkan Jadi Saksi
"Pak cobalah lapor ke sana (polsek)," ujar Adi menceritakan momen saat itu.
Polisi tiba ke lokasi kejadian sekira 15 menit kemudian.
Adi mengaku melihat proses evakuasi kedua korban hingga diangkat ke mobil polisi.
"Saya enggak kenal (orang-orangnya yang ngangkat), saya kan bukan orang situ," ucapnya.
Adi akhirnya berani bersuara soal kesaksiannya ini lantaran kasus 8 tahun silam ini menghebohkan masyarakat.
Ia melihat berbagai informasi berseliweran soal Kasus Vina di media sosial.
Sebelumnya, Adi tidak tahu bahwa kasus kecelakaan yang dilihatnya itu berujung kepada dijebloskannya 8 orang.
"Saya baru tahu sekarang, saya kan jalan kaki, HP enggak bawa. Enggak dengar apa-apa, enggak ngerti apa-apa. Ramainya juga baru-baru ini," ucap pria asal Kudus tersebut.
Ia heran peristiwa kecelakaan yang dilihatnya berubah menjadi kasus pembunuhan. Adi pun berniat untuk menceritakan soal kesaksiannya itu ke Dedi Mulyadi.
Ia juga bersedia saat diminta Dedi Mulyadi untuk melakukan rekonstruksi bersamanya.
Selain itu, Adi siap bersaksi di pengadilan.
"Masa kok pembunuhan? Ini kecelakaan murni," ujarnya.
Siap Dipertemukan dengan Suroto
Adi kemudian menyinggung nama saksi Suroto, yang mengatakan bahwa celana Vina sempat melorot di lokasi kejadian.
"Di kesaksian katanya banpol desa, celana (Vina) melorot, pertemukan sama saya orangnya.
Itu fitnah orang yang sudah meninggal, orang sengsara malah difitnah itu murni kecelakaan," tambahnya.
Adi meminta kepada masyarakat yang melihat kejadian kecelakaan itu untuk ikut bersuara.
"Tolong siapapun yang melihat pada waktu itu, tolong lah bersuara, kasihan orng-orang yang tidak bersalah dipenjara, itu aja yang saya sampaikan," pungkasnya.
Oki Lihat Teman Vina
Sosok pria lain yang mengaku lihat kecelakaan Vina dan Eky yakni pemilik bengkel di sekitar lokasi kejadian bernama Oki.
"Saya saat kejadian itu berada di dekat bengkel, ada bapak-bapak bilang 'mas itu ada kecelakaan orang dua cepat tolongin, kayaknya masih hidup'," kata Oki lewat Youtube tvOneNews, Selasa (30/7/2024).
Oki mengatakan saat itu ia melihat ada lima warga yang melihat kejadian tersebut namun tidak ada Suroto saat itu.
"Saya langsung mengecek ke TKP sudah ada orang lima, warga," imbuhnya.
"Sebelum polisi datang gak ada warga yang berani mendekat," tambahnya.
Oki juga membantah kesaksian Suroto yang mengaku orang pertama kali menemukan Vina dan Eky.
Lebih lanjut, Oki menyebutkan kondisi Eky saat ditemukan dengan pendarahan di kepala.
"Posisi Eky tertelungkup, pendarahan di kepala, tangannya patah, wajahnya gak ada luka," katanya.
"Pakaiannya waktu siang seinget saya itu panjang, beda saat kejadian," imbuhnya.
Sementara Vina dengan kondisi patah kaki dan tangan.
"Vina saat itu ditemukan pakai celana pendek, bajunya warna putih, posisinya terlentang kaki sama tangannya patah," ujarnya.
Oki mengaku sempat bertemu keduanya karena Eky menampal ban di bengkelnya pada siang sebelum kejadian.
"Benar itu, dari motor Eky karena siangnya dia sempat menampal ban ke tempat saya sama ceweknya," kata Oki.
"Dari helmnya juga yakin itu Eky karena siang pas tampal ban pakai helm itu," imbuhnya.
Oki menuturkan saat peristiwa itu terjadi ada teman Vina yang melintas dari arah Sumber, Cirebon.
Wanita itu dibonceng oleh seorang pria.
Mereka melihat sepeda motor almarhum Eky.
Dia kenal sama Vina, sampai dia tuh nangis. Ya Allah Vina, Vina, Vina tolong cepat, cepat, naikin ke mobil, ini teman SMP saya," kata Oki kepada Dedi Mulyadi.
Mendengar pengakuan Oki, Politikus Gerindra berharap wanita rekan Vina itu dapat menghubungi dirinya sehingga kasus itu menjadi terang benderang.
Oki menceritakan rekan Vina itu melintas dari seberang lokasi penemuan mayat.
"Saya tanya mbak siapanya? Saya teman sekolah nya (Vina). Dia ngedeketin, Vin, Vin, sambil enggak tahu hubungin siapa, pakai blackberry massenger (BBM). Dia nelepon," imbuhnya.
Kondisi Vina saat itu masih hidup.
Sementara, Eky sudah meninggal.
Oki hanya mendengar Vina hanya mengucap Allah..Allah.
"Nah tangan kirinya ingin pegang tangan Eky," kata Oki.
Oki mengaku rekan Vina itu tidak ikut mengantar Vina dan Eky ke rumah sakit.
Pengacara Saka Tatal, Titin Prialianti pun menyatakan saat pemeriksaan awal polisi dan dokter memberi keterangan bahwa motif kasus Vina karena kecelakaan.
"Di situ ada tercantum dokter mendapat keterangan itu kecelakaan, tercantum di pemeriksaan awal. bukan otopsi," kata Titin Prialianti.
"Korban dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakan menurut keterangan itu kecelakaan lalu lintas, itu disampaikan dokter," tambahnya.
Mendengar itu pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni justru tak terima.
Pitra Romadoni bahkan sampai menuduh dokter yang menyatakan motif kasus Vina Cirebon karena kecelakaan adalah abal-abal.
"Keterangan yang mana buktikan dong dokter yang mana mengatakan. Mana mungkin dokter menyatakan ini kecelakaan, itu namanya dokter abal-abal," kata Pitra Romadoni.(Tribun Bogor/Sanjaya Ardhi) (Tribun Jakarta/Ferdinand Waskita Suryacahya)