News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kematian Vina Cirebon

Kelakuan para Eks Jenderal Polri di Kasus Vina, Ada yang Mulai Gerah Karena Bertele-tele

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Ricky Herbert Parulian, Susno Duadji, Vina semasa hidup dan Oegroseno. Kelakuan eks jenderal Polri di kasus Vina Cirebon, ada yang menyindir, menyerang hingga mulai gerah karena kasus 2016 itu terlalu bertele-tele.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks jenderal Polri yang konsen di kasus Vina Cirebon terus bertambah, sebut saja Susno Duadji, Oegroseno, Ito Sumardi, kini tambah Ricky Herbert Parulian.

Kelakuan para eks jenderal Polri ini pun meragam, ada yang kompak, menyindir, menyerang hingga ada yang mulai gerah lantaran kasus Vina kian bertele-tele.

Baru-baru ini, eks Kabareskrim Susno Duadji yang jadi bulan-bulanan sesama eks jenderal Polri, Ricky Herbert Parulian.

Ricky Herbert Parulian menuding Susno Duadji cari panggung di kasus Vina, dia juga mengingatkan Susno Duadji jangan sok suci.

Sementara itu Eks Wakapolri Komjen Pol Purn Oegroseno memiliki pandangan berbeda.

Menurut Oegroseno, kasus Vina Cirebon ini semakin bertele-tele lantaran semua alur cerita dikarang oleh Iptu Rudiana.

Ricky Herbert Parulian Vs Susno Duadji di Kasus Vina

Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji diserang oleh sesama eks anggota Polri yaitu Irjen (Purn) Ricky Herbert Parulian Sitohang.

Dia meminta Susno Duadji tidak cari panggung di kasus Vina

Hal terebut dipicu permintan Susno Duadji meminta Kapolri untuk memecat Kapolres Inisial R diketahui atasan Iptu Rudiana.

"Emang Pak Susno ini semakin gak jelas, saya gak tahu dia ini mantan polisi atau apa sih," kata Ricky Sitohang dikutip dari Seleb Oncam News, Minggu (18/8/2024) via Tribunnewsbogor.com.

Baca juga: Susno Duadji Yakin Kasus Kopi Sianida Jessica Rekayasa Seperti Kasus Vina: Jahat Sekali!

Ricky membela Kapolres R yang memeriksa anggotanya karena menemani Susno Duadji makan.

Sehingga menurut dia, apa yang dilakukan Kapolres R itu sudah benar.

Bahkan ia heran jika Susno meminta Kapolri memecat Kapolres inisial R.

Apalagi kata dia, Susno Duadji sudah bukan anggota Polri sehingga tidak bisa memerintah seenaknya.

"Udahlah gak usah sok-sokan suruh mecat orang, kita kan tahu siapa dia," kata Ricky lagi.

Menurut dia, Susno Duadji sebaiknya jangan merasa sok suci dan seolah-olah paling benar di negara Republik Indonesia.

Ricky Sitohang ternyata merupakan Provos yang sempat memeriksa Susno Duadji di bandara saat hendak pergi ke luar negeri.

"Saya periksa, saya bawa dari bandara ke Mabes Polri. Sucikah dia? jadi gak usah merasa suci gitu," tandasnya.

"Biar semua masyarakat tahu siapa Susno Duadji, gak bersih-bersih amat itu orang, bermasalah juga kok," tambah Ricky.

Bahkan kata dia, Susno Duadji tidak kompeten untuk mengatakan kasus Vina adalah kecelakaan.

"Bapak itu di mana keahliannya di lalu lintas? Kan enggak ada," ungkapnya.

Ricky juga mengatakan kalau Susno Duadji hanya mencari panggung saja agar disebut orang hebat.

"Sekarang saya ungkap siapa-siapa mereka ini, cari-cari panggung di permukaan aja," kata dia.

Kasus Vina Bertele-tele, Eks Wakapolri Gerah

Kubu Iptu Rudiana mengklaim bahwa kliennya tidak melakukan rekayasa dalam kasus Vina Cirebon.

Hal itu diungkap oleh kuasa Hukum Iptu Rudiana, Mardiman Sane, soal tudingan yang mengarah kepada kliennya bahwa terlibat dalam merekayasa Kasus Vina Cirebon pada tahun 2016 silam.

Mereka berdalih bahwa seorang berpangkat Aiptu tak mungkin bisa merekayasa kasus kematian anaknya sendiri, Eky.

Namun, Eks Wakapolri Komjen Pol Purn Oegroseno memiliki pandangan berbeda.

Menurut Oegroseno, kasus Vina Cirebon ini semakin bertele-tele lantaran semua alur cerita dikarang oleh Iptu Rudiana.

Justru, Oegroseno menyebut bahwa otak di balik rekayasa kasus pembunuhan hingga membuat 8 terpidana dijebloskan ke dalam bui adalah Iptu Rudiana.

"Seluruhnya adalah otaknya Iptu Rudiana, otak cerita semua ini (rekayasa)," ujar Oegroseno seperti dikutip dari Youtube Uya Kuya yang tayang pada Sabtu (10/8/2024).

Baca juga: Benarkah Susno Duadji Cari Panggung di Kasus Vina Cirebon?

Oegroseno meyakini bahwa alur peristiwa itu hanya karangan karena ia menemukan hal janggal saat membacanya.

Ia menyoroti kenapa para pelaku memindahkan korban berpindah-pindah dari satu TKP ke TKP lainnya.

"Ya sekarang kalau TKP orang dibunuh di satu tempat kemudian dipindahkan ke jalan layang. Kalau sudah dibunuh di kebun, yaudah taruh situ aja, kenapa harus dipindah lagi ke jalan layang."

"Kalau itu TKP di dalam gedung atau rumah, kemungkinan dipindah ke jalan layang lebih besar. Tapi, kalau sudah di kebun ya dibiarin aja di sana," jelas seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada Jumat (2/8/2024).

Diketahui sesuai dengan isi putusan, ada tiga TKP dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.

TKP pertama terjadi Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.

Selanjutnya, TKP pelemparan batu dan pengejaran di Jalan Perjuangan.

Terakhir, TKP pembunuhan dan rudapaksa di belakang showroom mobil, atau seberang SMPN 11 Cirebon, Majasem, Kesambi.

Beberapa kejanggalan lainnya di antaranya ketika Rudiana mengajak Liga Akbar, sahabat Eky, ke kantor polisi dan mengarahkannya, lalu mencurigai beberapa orang terduga pelaku hingga menangani sendiri di bidang reserse narkotika.

Rudiana juga baru membuat laporan setelah empat hari peristiwa itu terjadi.

Dia kemudian tidak meminta anaknya yang jadi korban untuk segera diautopsi.

Baca juga: Iptu Rudiana Disebut Dirigen Kasus Vina Tapi Lolos Pemeriksaan di Bareskrim

Sebelumnya, Kubu Rudiana mengklaim bahwa kliennya tersebut tidak melakukan rekayasa kasus tersebut.

Kuasa Hukum Iptu Rudiana, Mardiman Sane, angkat bicara soal tudingan yang mengarah kepada kliennya bahwa terlibat dalam merekayasa Kasus Vina Cirebon pada tahun 2016 silam.

Mardiman tak yakin bahwa Iptu Rudiana merupakan 'penulis skrip' skenario kasus tersebut.

Pasalnya, kala itu tahun 2016 Rudiana hanya berpangkat Aiptu, yang menurutnya tak masuk akal mengkoordinasi segala kekuatan untuk mengaburkan kasus ini.

"Menurut saya tidak ada (power). Kalau misalnya kita bicara skenario, Pak Rudiana menskenariokan, mau mengarahkan, mau mengkriminalisasi, katakanlah begitu, menurut saya sangat tidak masuk akal, sangat di luar nalar," ujar Mardiman dalam acara Sapa Indonesia Pagi di KompasTV yang tayang pada Senin (6/8/2024).

Mardiman bertanya-tanya bagaimana bisa seorang aiptu merekayasa sampai bisa mengatur para penyidik, jaksa hingga putusan hakim.

"Saya tidak yakin seorang Aiptu Rudiana, yang pangkatnya itu cuma 'dua kelelawar' bukan perwira atau bintara. Ada teman-teman saya polisi suka bercanda, Aiptu itu singkatan dari Aku Ini Polisi Tua. Saking tidak naik-naik pangkatnya," ujar Mardiman.

Baca juga: Mulus Iptu Rudiana Lolos Lagi dari Kasus Vina, Ikut Upacara Kemerdekaan di Kecamatan

Mardiman kemudian menyenggol nama Indra Jafar dan Adi Vivid Agustiadi Bachtiar.

Dua sosok itu merupakan mantan Kapolres Cirebon Kota.

Karir kedua orang itu terbilang moncer yang kini sudah berpangkat bintang satu alias Brigadir Jenderal Polisi.

"Dua kapolres pada waktu itu juga orang hebat, sama-sama sudah bintang satu, juga sekarang Pak Indra Jafar dan Pak Ade Vivid, Sama-sama sudah bintang satu sekarang," tambahnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini