TRIBUNNEWS.COM - Misteri ada atau tidaknya perundungan yang dialami mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi, Universitas Diponegoro (Undip) dr Aulia Risma terjawab sudah.
Pihak RSUP dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah mengakui bahwa ada praktik perundungan atau bullying yang terjadi pada Aulia Risma.
Direktur Layanan Operasional RSUP dr Kariadi, Mahabara Yang Putra atau kerap disapa Abba mengatakan hal tersebut.
"Jadi, memang kami dari rumah sakit mengakui ada bullying," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya kini berjanji akan memberantas tindak perundungan hingga ke akar-akarnya.
"Dan sudah saatnya harus diberantas sampai akarnya," lanjut Abba, dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, Abba juga mengakui bahwa ia juga dulu pernah mengalami perundungan.
"Misal fisik angkat-angkat, lalu verbal dikatain, bully cyber. Data disabotase, itu juga masuk bully."
"Dan no- verbal misal dikucilkan tidak diberi jatah karena introvert atau beda asal, itu harusnya ada kesempatan belajar bersama tapi dikucilkan," ungkap dia.
Ia juga menganggap terbongkarnya kasus ini bisa jadi momentum RSUP Kariadi untuk bisa lebih bertanggung jawab lagi kedepannya.
"Segala kekurangan yang terjadi masih belum bisa mencapai ekspektasi, kami turut bersimpati dan mohon maaf. Ke depan berharap jadi lebih baik," kata Abba.
Baca juga: 6 Poin Pernyataan Undip dan RS Kariadi Akui Ada Bullying dan Pemalakan di PPDS, Berujung Minta Maaf
Diwartakan sebelumnya, Abba kepada Tribunjateng.com mengatakan bahwa saat ini pelaku perundungan tengah dicari pihak kepolisian.
"Oknum itu melakukan perundungan dengan memanfaatkan posisinya."
"Lalu melakukan kekerasan terhadap adik kelasnya," imbuh dr Abba.