Teguh menjelaskan, tim dokter telah memberikan 20 vial serum antibisa ular atau sabu kepada korban dari rencana 25 vial yang akan diberikan, namun tak mempan.
Antibisa itu diberikan kepada korban secara bertahap. Pada Jumat saat pertama kali masuk ruang PICU sebanyak 5 vial.
Kemudian, Sabtu (14/9/2024) 5 vial, sampai terakhir sebelum korban meninggal, totalnya 20 vial.
"Sudah 20 vial serum antibisa ular yang kami berikan sehingga tersisa 5 vial."
"Pasien sempat mengalami gagal jantung dan kami lakukan resusitasi jantung paru atau CPR," kata Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Soeselo Slawi, Joko Wantoro.
4. Lebih Berbahaya dari Ular Kobra
Teguh menjelaskan, ular welang yang menggigit korban merupakan jenis ular yang bisanya lebih berbahaya daripada ular kobra.
Sementara di Indonesia sendiri populasi ular welang cukup tinggi, terutama di Pulau Jawa.
Baca juga: Kronologis Nenek di Palopo Sulsel Tewas Ditelan Ular Piton, Bangkai Sanca Dikubur Dekat Rumah Korban
"Beberapa kasus orang digigit ular yang sampai menyebabkan kematian kebanyakan adalah karena ular welang, sedangkan ular kobra sangat jarang," jelasnya.
5. Kronologi Kejadian
Araya digigit ular welang di bawah mesin cuci di rumahnya yang berada di Dukuh Benda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Kamis.
Bocah itu digigit ular welang saat tengah asyik bermain ikan.
Saat itu, ikan jatuh ke bawah mesin cuci dan Araya mengambilnya dengan tangan.
Tiba-tiba tangannya dipatok ular yang sembunyi di bawah mesin cuci.
Setelah beberapa saat, Araya pingsan dan dilarikan ke RSUD dr Soeselo Slawi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Araya Bocah Tegal yang Dipatuk Ular Welang Meninggal Dunia Setelah 6 Hari Koma
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Desta Leila Kartika, Kompas.com/Tresno Setiadi)