Sesampainya di RSKK, Samsul menuturkan pihak rumah sakit tidak berani untuk melakukan operasi akibat kepala korban sudah mengalami pendarahan.
Akibatnya, MKA pun meninggal dunia di RSKK.
"Keterangan dari rumah sakit, apabila dilakukan operasi, kecil kemungkinan berhasil. Rumah sakit tidak berani mengambil risiko operasi, akhirnya korban meninggal dunia," katanya.
Polisi Tunggu Keluarga Korban Lapor, Terduga Pelaku Sudah Diperiksa
Samsul menuturkan pihaknya sudah menerbitkan surat penyelidikan untuk menyelidiki kasus ini.
Kini, sambungnya, polisi sudah memeriksa terduga pelaku hingga pihak rumah sakit.
"Kami juga melakukan wawancara kepada pihak RSKK. Saat ini, polisi menunggu keluarga korban untuk melaporkan kasus itu," ujarnya.
Menurutnya, polisi sudah berupaya memanggil keluarga korban. Selama ini, korban hidup hanya dengan neneknya.
Sedangkan, orang tua korban bekerja di luar negeri.
"Kami sudah mengundang keluarga korban tapi belum bisa hadir ke Polres. Kami lihat dulu proses lebih lanjut, perkembangannya akan kami sampaikan. Saat ini, polisi masih menunggu keluarga korban," katanya.
Keluarga Berusaha Ikhlas
Nenek MKA, Suparti mengaku telah berusaha ikhlas sepeninggal cucunya tersebut.
Meski masih tidak terima, dia mengungkapkan meninggalnya sang cucu merupakan takdir.
"Sebenarnya keluarga tidak terima, tapi katanya cucu saya dilempar bukan dipukul (kayu). Saya akhirnya ikhlas menerima apa adanya. Sebenarnya sebagai orang tua tidak terima, tapi mau gimana ini sudah takdir," kata Suparti.
Baca juga: Remaja Berusia 18 Tahun di Probolinggo Dicabuli Guru Ngaji, Korban Hamil 3 Bulan