Tony mengatakan, proses pembangunan smelter memakan waktu sekitar 30 bulan, termasuk 2 tahun saat pandemi, dan beroperasi sesuai jadwal.
"Biayanya sekitar Rp 58 triliun. Pada puncaknya, proyek ini sempat menyerap sekitar 40 ribu tenaga kerja," ujar Tony.
Smelter Freeport di Gresik, kata Tony Wenas, merupakan smelter single line terbesar di dunia.
Smelter ini diharapkan mampu memproses bahan baku dari tambang Freeport di Timika, Papua, yang diangkut dengan kapal ke Gresik sebanyak 600 ribu sampai 650 ribu ton katoda tembaga per tahun.
“Smelter diharapkan mampu menghasilkan 50-60 ton emas dan 220 ribu ton emas per tahun,” kata Tony Wenas.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BREAKING NEWS : Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik TERBAKAR, Terdengar Suara Ledakan Keras