TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO – Sri Meyke Male (30) menjadi salah satu korban yang tewas usai pesawat SAM Air nomor PK-SMH (DHC6) yang ditumpanginya jatuh di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Minggu (20/10/2024).
Saat itu Meyke bermaksud bertemu dengan sang suami tercinta Fandy Ahmad yang tinggal dan bekerja di Palu.
Korban lainnya yang tewas yakni 3 awak pesawat, masing-masing pilot Capt M Saefurubi, First Officer M Arthur VG dan seorang teknisi bernama Budijanto.
Akibat kecelakaan itu Sri Meyke tewas di lokasi kejadian.
Baca juga: Sri Meyke Male, Korban Tewas Jatuhnya SAM Air di Gorontalo: Tinggalkan 3 Anak, Ada Berusia 2 Tahun
Ada fakta terbaru di balik peristiwa ini.
Suami Sri Meyke, Fandy Ahmad mengungkapkan sang istri seharusnya tak berangkat dengan pesawat pada hari Minggu (20/10/2024).
Sebab menurut Fandy, pihak maskapai SAM Air sebelumnya menjadwalkan penerbangan Meyke pada Kamis (24/10/2024).
Namun jadwal tersebut belakangan dibatalkan oleh pihak SAM Air.
"Sebenarnya penerbangan ini dibatalkan di hari Kamis karena spare part yang masih di Jakarta, saya dapat informasi dari agen SAM Air," ungkap Fandy dikutip dari TribunGorontalo.com, Senin (21/10/2024).
Info perubahan terkait jadwal keberangkatan itu pun kemudian disampaikan Fandy kepada sang istri, Sry Meyke Male.
"Sekitar satu dua hari, tiba-tiba dia (Sry Meyke Male) dapat tiket penerbangan di hari Minggu (20 Oktober 2024). Jadwalnya di hari Minggu dan Senin, istri saya ambil di hari Minggu," kata dia.
Fandy mengaku heran lantaran sebelumnya pihak SAM Air berdalih masih menunggu spare part dari Jakarta.
Baca juga: Kata-Kata Terakhir Mey Sebelum Kecelakaan Pesawat Sam Air
"Saya telepon dia, minta memastikan kembali jadwal penerbangan, jangan sampai di-cancel seperti yang hari Kamis. Karena yang saya tahu sparepart belum ada," ucapnya.
Namun takdir berkata lain.