Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Memanusiakan manusia adalah jurus Bidan Eros Rosita agar warga Baduy percaya pada tenaga kesehatan.
Sudah sejak lama, perempuan Baduy melahirkan dibantu paraji atau dukun beranak, petugas penolong proses lahiran tanpa alat medis modern.
Saat itu di Baduy kata Bidan Eros, dalam setahun ada sekitar 4 ibu meninggal ketika melahirkan.
Di tahun 1997, ia memulai perjalanan bertugasnya di Baduy.
Mendekati kepala desa, tokoh adat hingga sesepuh warga Baduy menjadi hal pertama yang dilakukan Bidan Eros.
Baca juga: Saran IDI Soal Program Kesehatan Pemerintahan Prabowo: Bidan, Perawat, Tenaga Lab Harus Ditambah
“Saya datangi mereka menyatakan niatan ingin menyehatkan masyarakat Baduy, karena angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) tinggi. Saya meminta izin,” ujar dia saat berbincang dengan Tribunnews.com baru-baru ini.
Tentu warga Baduy tidak langsung menerima kehadiran bidan di kawasan itu.
Bahkan seringkali menemukan warga enggan bertemu dirinya, namun edukasi Bidan Eros tetap berlanjut agar warga Baduy sehat.
Jalan Kaki Puluhan Kilometer Susuri Baduy Dalam
Di kawasan Baduy Dalam sarana transportasi dilarang.
Tidak ada pilihan lain, jalan kaki jadi solusi.
Ia menceritakan saat pemberian edukasi, seorang warga bertanya, apakah dirinya sanggup jalan kaki di kawasan Baduy Dalam.
“Ibu sanggup nggak kalau dipanggil ke Baduy Dalam dengan jarak tempuh itu 5 jam jalan kaki?.
Insya Allah Pak, saya akan sanggup,” kenang Bidan Eros.