“Dia laporkan ke saya mobil dinasnya ditembak, kata-kata ditembak itu membuat gaduh," ujarnya.
Ia mengingatkan jajarannya untuk berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.
"Supaya dia berhati-hati untuk berkomentar, apalagi sampai mengatakan kalau mobilnya ditembak. Ini harus dipisahkan, dua hal yang berbeda ini," katanya.
"Padahal kita belum tahu penyebab kaca itu pecah, apakah diketapel atau seperti apa, yang berhak mengatakan itu adalah laboratorium Polri," ucapnya.
Selain ini, langkah yang diambil bupati untuk memastikan keamanan dan ketertiban Konawe Selatan terkhusus di Kecamatan Baito tetap kondusif.
"Jangan sampai gara-gara ini situasi dan kondisi di sana tidak baik," ujarnya.
Ia pun memastikan akan mengembalikan Sudarsono menjadi Camat Baito bila kondisi sudah kondusif dan warga menginginkannya kembali.
“Kalau sudah Aman dan masyarakat masih menginginkan dia. Maka kita kembalikan (Camat Baito),” ucapnya.
Bupati Klaim Keluarkan Uang Untuk Bantu Guru Supriyani
Surunuddin pun mengaku ikut membantu Supriyani, termaksuk meminta Kepala Dinas menjadi penjamin saat penangguhan penahanan di Lapas Perempuan dan Anak.
"Saya sebetulnya tidak mau sebut, tapi selama kasus ini saya berikan dukungan kepada Supriyani baik itu moril maupun materil."
"Bahkan uang pribadi saya, saya pakai untuk membantu Supriyani selama menghadapi kasus ini," ujarnya.
Bahkan dirinya tidak melarang insitusi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ketika akan memberikan dukungan moril kepada Supriyani.
"Kalau saya larang mereka, itu baru saya bisa disalahkan," kata Surunuddin.
Sementara, Sudarsono mengatakan pihaknya tak pernah berkoordinasi kepada bupati terkait kasus Supriyani.