News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Pramugari di Medan Meninggal di Tempat Pelatihan, Keluarga Sebut Ada Tanda Kekerasan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ade Nurul Fadilah (18) warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan meninggal tidak wajar di dalam kamar asramanya, pada Selasa (1/10/2024) lalu sekitar pukul 23.00 WIB. Ade Nurul Fadilah merupakan seorang siswi di salah satu sekolah calon pramugari di Kota Medan. (HO)

 

TRIBUNNEWS.COM -- Seorang calon pramugari pesawat di Medan, Sumatera Utara, Ade Nurul Fadillah (19) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Kematian Ade itu kini berbuntut panjang, pasalnya keluarga menemukan ada tanda-tanda mencurigakan saat dimandikan.

Keluarga menduga, korban tewas akibat dianiaya di asrama sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center di Jalan Letjen Jamin Ginting, Komplek Citra Garden, Kota Medan.

Sebab, di tubuh korban diantaranya leher, rusuk dan punggung ditemukan diduga bekas memar akibat kekerasan.

Baca juga: Cara CS Habisi Nyawa Istrinya Gara-gara Uang Arisan, Korban Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Kuasa hukum keluarga Ade, Thomy Faisal Sitorus Pane mengatakan, kejanggalan ini sudah dilaporkan ke Polda Sumut pada 23 Oktober lalu setelah mendapat kuasa dari keluarga korban.

Thomy mengungkap, korban didaftarkan ke dalam kursus dunia penerbangan Sumatera Flight Education Center pada 29 Juli 2024.

Saat diantar kakaknya, kondisi Ade sehat dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum dimasukkan ke dalam asrama.

Ternyata, lanjut Thomy, pada Selasa 1 Oktober lalu sekira pukul 23:00 WIB, pihak keluarga mendapat telepon dari pihak asrama tempat korban belajar, kalau Ade sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).

Namun, 15 menit kemudian, pihak asrama menelpon lagi dan menyatakan korban sudah meninggal dunia.

"Tanggal 1 Oktober, jam 23:00 WIB pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU. Tidak lama kemudian korban ini dinyatakan sudah meninggal dunia dan keluarga disuruh menjemput jenazah,"kata Thomy Faisal Sitorus Pane, Jumat (25/10/2024).

Usai mendapat kabar korban meninggal, pihak keluarga datang ke RS USU untuk menjemput jenazah.

Disini pihak keluarga juga sempat bertemu salah satu dokter yang menangani.

Rupanya, dokter tersebut menyatakan kalau Ade sudah meninggal dunia sebelum tiba ke rumah sakit. Bahkan, tim medis belum sempat menanganinya.

Baca juga: Sadisnya Daniel Sihombing, Habisi Teman Kencannya Karena Tergiur Barang Berharga, Korban Patah Leher

Hal inilah yang jadi tanda tanya pihak keluarga karena kematian korban singkat dan janggal.

"Sementara itu ketika pihak keluarga menanyakan ke dokter, malah dokternya bilang dia belum sempat menangani korban."

Setibanya jenazah di rumah duka, pihak keluarga mau memandikan jenazah ternyata didapat sejumlah diduga lebam membiru di tubuh korban.

Lebam ini diduga akibat penganiayaan yang menyebabkan kematian.


"Lalu, yang lebih terlihat ketika dimandikan. Ketika dimandikan terlihat ada lubang mayat seperti bekas cekikan."

Thomy mengungkap pihak kursus dunia penerbangan tempat korban belajar tidak menjelaskan apapun.

Mereka cuma bilang Ade sakit, tanpa menjelaskan sakit apa.

Sedangkan keluarga, meyakini korban sehat jasmani.

Karena kejanggalan ini, keluarga membuat laporan Polisi supaya diselidiki.

Bahkan, keluarga meminta jenazah Ade yang sudah dimakamkan untuk diautopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian nya.

"Saya selaku kuasa hukum meminta diautopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa di otopsi dan mengetahui penyebab kematian korban. Saya juga sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya."

Periksa 7 Saksi

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut memeriksa tujuh teman Ade Nurul Fadillah (19) calon pramugari tewas saat kursus di Sumatera Flight Education Center Medan.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, pemeriksaan dilakukan sejak pagi tadi secara bergantian.

Selain tujuh rekan korban, Polisi juga memeriksa sejumlah staf Sumatera Flight Education Center yang diduga mengetahui korban sebelum tewas.


"Dari sekolah, diantaranya 7 orang siswa atau rekan korban yang saat ini masih berlangsung pemeriksaan. Lalu, ada beberapa dari staf sekolah yang masih diperiksa,"kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Rabu (30/10/2024).

Mantan Kapolres Biak Numfor Papua ini mengungkap, penyidik juga memeriksa dua kakak korban, ayahnya dan juga pengacaranya.

Dalam kasus ini, yang menjadi pelapor adalah Thomy Faisal Sitorus Pane.

Pemeriksaan dilakukan sejak pagi hingga sore ini masih berlangsung.

"Hari ini Polisi mengambil keterangan dari pelapor, yaitu penasihat hukumnya sendiri, keluarga korban diantaranya ayah dan 2 kakak korban.Sampai sore hari ini pemeriksaan masih berlangsung."

Terkait ekshumasi atau bongkar kuburan untuk autopsi jenazah, Polisi belum bisa memastikan kapan jadwalnya.

Sejauh ini Polda Sumut sudah berkoordinasi dengan pihak RS Bhayangkara TK II Medan guna ekshumasi.

"Tentu dalam waktu dekat kita akan melakukan langkah-langkah ekshumasi. Saat ini juga dari Direktorat Reserse Kriminal Umum sudah berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara. Kita tunggu proses yang berjalan."

Sebelumnya, seorang wanita bernama Ade Nurul Fadilah (19), warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara diduga meninggal tak wajar.

Flight Education Center Bantah Meninggal Tak Wajar

Sumatera Flight Education Center Medan membantah Ade Nurul Fadillah, siswi kursus calon pramugari asal Kisaran tewas akibat dianiaya.

Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho mengatakan, tidak ada senior dan junior di tempat belajar tersebut.

Dari hasil keterangan yang diperoleh sekolah, korban disebut orang baik dan tidak mempunyai musuh.

"Jadi, kita di sekolah ini tidak ada namanya junior senior, tidak ada tindak pembullyan, kekerasan, makanya kita agak kaget juga. Jadi, yang perlu saya terangkan di sini, almarhum ini orang baik,   tidak ada musuh, dan baru dua bulan dia berada di sekolah ini. Makanya kita kaget juga dengar berita itu,"kata Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho, Selasa (29/10/2024).

Terkait tewasnya Ade, Hendra menyebut korban sempat mengalami sakit kepala hingga teriak luar biasa, sebelum meninggal dunia.

Sakit kepala ini diduga sudah lama dialami korban dan Ade disebut kerap mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli dari warung.

Saat itu, teriakan Ade didengar oleh rekan sesama di asrama hingga membuat panik.

Karena takut, rekan korban memanggil pengasuh di asrama dan membawanya ke klinik kurang lebih berjarak 50 meter.

Pihak klinik kemudian menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke rumah sakit inilah korban diduga meninggal dunia karena setibanya di RS USU, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Jadi, habis dari klinik menyampaikan harus langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi ketika dibawa ke rumah sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu."

Mengenai ada memar yang disebut bekas cekikan,  keterangan yang diterima Hendra dari pihak medis, memar bisa terjadi beberapa faktor, salah satunya penyakit jantung.

"Memang jadinya agak biru, disampaikan dokter, ya dugaan dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis."

(Cr25/Tribun-medan.com)

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul 7 Teman dan Staf Sekolah Diperiksa, Terkait Kematian Calon Pramugari Asal Kisaran Saat Kursus

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini