TRIBUNNEWS.COM - Kepala Desa (Kades) Wonua Raya, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rokiman sampai jatuh sakit imbas kasus guru honorer Supriyani.
Nama Rokiman terseret dalam kisruh uang damai Rp50 juta dalam kasus dugaan penganiayaan oleh Supriyani terhadap muridnya.
Ia mengaku diarahkan oleh Kapolsek Baito untuk menyebut uang damai itu merupakan inisiatifnya dan pemerintah desa guna menyelesaikan kasus Supriyani.
Rokiman mengaku didatangi Kapolsek Baito saat ia berada di Kantor Camat Baito.
"Di situlah saya diarahkan untuk mengatakan yang tidak sebenarnya," ujarnya, dilansir TribunnewsSultra.com.
Padahal, kata dia, pihak yang meminta uang damai tersebut adalah kanit polisi.
"Padahal yang sebenarnya permintaan itu yang menyampaikan Pak Kanit," terangnya.
Sementara itu, kuasa hukum Supriyani, Andri Darmawan mengatakan, pihak Polsek Baito sudah menyiapkan surat pengakuan di atas materai soal pernyataan itu.
Namun, setelah mendapat arahan itu, Rokiman sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Ia mengalami muntah-muntah.
"Sudah disiapkan. Untung saat itu kades naik asam lambung, langsung muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Belakangan, Rokiman menghubungi Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Baca juga: Kronologis Kades Rokiman Diarahkan Kapolsek Buat Keterangan Palsu Uang Damai Kasus Guru Supriyani
Ia meminta pendampingan karena merasa bersalah telah memberikan pernyataan yang tidak benar.
"Karena dia merasa ditekan, dia minta didampingi, makanya kami langsung minta kuasa," ungkap Andri.
Diketahui, Propam Polda Sultra tengah mendalami dugaan uang damai Rp50 juta dalam kasus Supriyani.
Untuk itu, pihak Propam Polda Sultra memeriksa Rokiman.
Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Iis Kristian, mengatakan hasil pemeriksaan akan diumumkan segera.
"Iya benar, tadi yang bersangkutan dipanggil sebagai saksi untuk dimintai sejumlah keterangannya terkait isu uang damai Rp50 juta dalam kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan guru Supriyani," ujarnya, Kamis.
Pemeriksaan terhadap Rokiman dilakukan pada Kamis (31/10/2024).
Selain itu, Polda Sultra juga menyelidiki standar operasional prosedur (SOP) penyelidikan kasus guru Supriyani.
Diketahui, ayah korban merupakan Kanit Intelkam Polsek Baito berinisial Aiptu WH.
Sebanyak 6 anggota polisi telah diperiksa, terdiri atas 3 personel Polsek Baito dan 3 personel Polres Konawe Selatan.
Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Pol Moch Sholeh, mengatakan tim khusus dibentuk untuk mengusut kasus ini.
"Sementara masih pendalaman," terangnya, Selasa (29/10/2024).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Kades Rokiman Sempat Muntah, Masuk Rumah Sakit Usai Arahan Kapolsek Baito Soal Uang Damai Supriyani
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono)