TRIBUNNEWS.COM - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus pada Senin (4/11/2024) dini hari.
Diketahui, letusan gunung api tersebut menyebabkan 10 orang meninggal dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, data sementara menunjukkan, warga yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki berjumlah 2.734 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 10.295 jiwa.
Pemimpin Biara Asrama Katolik Putra St Arnoldus Yansen di Boru, Sr Marieta SSpS mengatakan, kejadian itu terjadi begitu mencekam.
Terdengar suara dentuman dan hujan abu yang menjamur.
Marieta mengaku tak menyangka insiden ini bakal terjadi.
Sebab menurutnya, intensitas erupsi menurun dan tak ada tanda-tanda erupsi.
"Kami tidak sangka akan terjadi karena beberapa hari inikan intensitas erupsi menurun sehingga kamipun pikir aman-aman saja, tau-taunya tadi malam dia meletus," kata Marieta, Senin (4/11/2024) dikutip dari TribunFlores.com.
Ditengah situasi yang mencekam, puluhan anak asrama binaan biara SSps hingga suster dan lansia pun dievakuasi.
"Sekitar 70 anak asrama putra-putri , 4 suster lansia, 13 suster postulan diungsikan. Sebagian sudah dijemput orang tua sebagian masih menunggu jemputan," ucapnya.
Mereka dievakuasi tengah malam.
Baca juga: Kampung Porak Poranda, Korban Gunung Lewotobi Minta Presiden Hadir di NTT: Lihat Kami Pak Prabowo!
Marieta menuturkan, saat evakuasi dini hari itu, ada sebuah batu yang menghalangi.
"Saat evakuasi batu menghalangi pintu sehingga suster tidak dapat tertolong," ungkapnya.
Senada dengan Marieta, Warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores, NTT, Elsa Pukam juga mendengar dentuman yang keras saat kejadian.