Dia nampak berkeringat dan kelelahan usai berdesakan dengan warga lainnya. Untungnya, Udin masih bisa mendapar kaos dari Gibran.
Udin mengaku sangat senang, karena dari kunjungan Presiden Indonesia sebelumnya, Joko Widodo, dia tak mendapat buah tangan.
Hal yang sama juga dirasakan satu di antara warga Puntun, Ratna Sari (21).
Wajahnya nampak berseri saat berjalan ke rumahnya.
"Tentunya saya sangat senang mendapat kaos dari Wapres, saya berharap pemimpin yang sekarang lebih baik lagi dari yang sebelum-sebelumnya," ucap Ratna.
Gibran mengunjungi Puntun setelah meninjau Pasar Kahayan dan membagikan SDN 1 Langkai.
Kawasan Puntun ini, identik dengan kawasan peredaran gelap narkotika. Bahkan, sempat ada 'kerajaaan' bandar sabu di sini.
Baca juga: Ungkap Isi Perbincangan dengan Wapres Gibran, Menag Nasaruddin Singgung Ketenangan dan Kedamaian
'Kerajaan' sabu itu milik Salihidin atau Saleh (36), seorang pengedar sabu yang dijuluki raja narkoba di kawasan Puntun, Palangka Raya.
Lebih kurang dua bulan lalu, Saleh ditangkap setelah bertahun-tahun beroperasi.
Petugas dibuat kesulitan untuk menangkapnya.
Bahkan, Kepala BNN RI, Komjen Marthinus Hukom menyebut, Saleh cukup lincah dalam melancarkan aksinya.
Selain itu, Saleh juga memiliki banyak orang suruhan untuk menjalankan bisnis haram tersebut di wilayah kekuasaannya.
Kini Saleh telah ditangkap dan bakal dibawa ke Nusakambangan agar memutus jaringan bisnisnya di kawasan Puntun.
"Bandar-bandar narkoba yang masih mengatur jaringannya dari dalam lapas atau rutan dipindahkan ke Nusakambangan, karena jika masih di wilayah kekuasaannya, mereka masih memiliki kekuatan untuk mengatur peredaran narkoba," kata Marthinus.