News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liputan Khusus

Petani di Sulawesi Selatan Harus Bayar Uang 'Pelicin' untuk Mendapatkan Alsintan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syahrul Yasin Limpo saat masih menjabat Menteri Pertanian memberikan bantuan alsintan kepada para petani.

Kepala Dinas Pertanian Bulukumba, Thayeb Manakasi mengatakan, dirinya pernah dipanggil oleh penyidik Polda Sulsel gara-gara bantuan alsintan.

Thayeb menceritakan, ia dipanggil, karena ada warga yang mendapat bantuan alsintan, harus menyetor sejumlah uang kepada pejabat berwenang.

"Saya pernah dipanggil di Polda gara-gara ada laporan jika mau dapat alsintan maka harus setor dana," ungkap Thayeb Manangkasi, Rabu (6/11).

Alsintan yang dimaksud itu adalah traktor tangan. Thayeb menegaskan jika yang demikian pelakunya adalah oknum.

Bantuan yang ditawarkan oknum adalah berupa alsintan yang sumber anggarannya dari aspirasi anggota dewan. Bantuan itu bukan dari Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Bulukumba.

Untuk tahun ini, Bulukumba tak mendapat bantuan alsintan hand traktor. Bantuan yang didapat dari Kementerian Pertanian adalah mesin pompa air.

Untuk mendapatkan bantuan tersebut tak ada biaya yang harus dikeluarkan kelompok tani. Sebab itu adalah bantuan pemerintah ke petani.

Di Kabupaten Sinjai juga pernah beredar inforamasi yang sama. Oknum mengaku memiliki jaringan di Kementerian Pertanian datang menawari bantuan alsintan namun harus menyetor dana jutaan rupiah sebelum bantuan itu diterima.

Kadis Pertanian Maros: Kami Tak Salurkan Traktor

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Fadli angkat bicara terkait ‘uang pelicin’ untuk traktor petani.
Ia menyebutkan, saat ini pihaknya hanya menyalurkan pompa air, bukan traktor.

“Kami tidak pernah kasih keluar traktor, yang ada hanya pompa air,” ujarnya.

Untuk pengambilan bantuan pompa air, petani tak dipungut biaya apapun.

Sebab, bantuan dari Kementerian Pertanian ini proses pambagiannya dimonitoring dengan ketat.

“Pompa air yang dikeluarkan itu tidak dipungut biaya apapun. Petani hanya difoto dan sudah bisa diangkut ke mobil masing-masing, itu bantuan langsung dari Kementan dan dimonitor secara ketat,” ujarnya.

Ia menuturkan, traktor yang didapatkan petani biasanya berasal dari aspirasi dewan.

Orang yang dipercayai dewan untuk menyalurkan traktor itulah yang kadang bermain harga dengan petani.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Petani Maros ‘Cicil’ Rp650 Ribu Setahun Traktor Kementan

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini