TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hello Green Nusantara bekerja sama dengan PT Bengkulu Mandiri (Perseroda) secara resmi meluncurkan proyek Investasi berkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
Launching acara tersebut dilaksanakan di Ballroom Hotel Mercure Bengkulu, Selasa (19/11/2024).
Acara tersebut dihadiri langsung oleh CEO Hello Green Nusantara, Balazs Nemeth, dan Direktur Utama PT Bengkulu Mandiri Saud El Hujaj.
Selain itu acara juga dihadiri oleh beberapa pejabat pemerintahan; Plt Gubernur Bengkulu Rosjonsyah Syahili, perwakilan Forkopimda dan mewakili anggota DPR RI Komisi 6 Ahmad Labib.
Dalam sambutanya, Direktur Utama PT Bengkulu Mandiri Saud El Hujaj menyampaikan harapanya akan kemajuan Bengkulu sebagai Provinsi dengan basis ekonomi hijau.
"Bengkulu menjadi Green city. Kota masa depan yang berbasis green ekonomi, dan cita-cita Bengkulu membangun kawasan Ekonomi khusus. Wakil Menteri Perindustrian setuju untuk dibangun Kawasan Industri Hijau di Bengkulu,” Kata Saud.
Dalam sambutan berikutnya, Balazs Nemeth CEO Hello Green Nusantara menyampaikan komitmenya untuk investasi teknologi di Bengkulu.
"Kami menginginkan Bengkulu yang hijau dan Indah. Kami akan memulai pembangunan pengolahan sampah menjadi listrik. Kami juga ingin membangun bis bertenaga Hidrogen. Rencana Kami ingin memasok bis dengan tenaga Hidrogen itu ke seluruh Indonesia,”Pesan Balazs
Di samping itu, perwakilan anggota DPR RI Komisi V Ahmad Labib menyampaikan harapan besaranya kepada Hello Green dan Bengkulu Mandiri.
"Saya berharap Hello Green dan tim bisa investasi ekonomi hijau di Indonesia. Ini salah satu proyek yang akan mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Menutup sambutan pada acara tersebut, Plt Gubernur Bengkulu Rosjonsyah menyampaikan tentang potensi sumber daya yang dimiliki oleh Provinsi Bengkulu.
"Kita punya bahan baku yang banyak, kita punya sampah banyak. Kalau sampah ini bisa kita kelola dan kita kembangkan, bukan tidak mungkin yang lain akan mengikuti kita di Bengkulu. Dan Hello Green adalah yang pertama kali membuat industri energi hijau seperti ini, apalagi proyek bis bertenaga Hidrogen" kata Rosjonsyah. (*)