TRIBUNNEWS.COM - Anggota Brimob Polda Babel yang menjaga kebun sawit PT BPL menembak Beni (46), warga Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, hingga tewas pada Minggu (24/11/2024) sore.
Beni ditembak lantaran mencuri Tandan Buah Segar (TBS) sawit milik PT BPL yang berada di Kecamatan Kelapa.
Berikut fakta-fakta kejadian ini, mulai dari kronologi hingga permintaan maaf Dansat Brimob Polda Bangka Belitung.
Kronologi Kejadian
Polda Bangka Belitung telah mengungkapkan kronologi penembakan pencuri kelapa sawit yang dilakukan oleh anggota Brimob di PT BPL.
Kabid Humas Polda Babel, Kombes Pol Fauzan Sukmawansyah, mengatakan anggota Brimob tersebut melakukan tugas pengamanan (PAM) yang berupaya menindaklanjuti laporan dari PT BPL atas pencurian kelapa sawit.
"Jadi kejadiannya ini terjadi pada Minggu, 24 November 2024 sekitar pukul 16.00 WIB di PT BPL Babar, berdasarkan keterangan dari PT BPL."
"Kejadian pencurian kelapa sawit ini juga memang sering terjadi di kawasan itu," terang Fauzan Sukmawansyah, Senin (25/11/2024), dilansir BangkaPos.com.
Kejadian ini berawal saat personel pengamanan mendapatkan informasi terkait adanya aksi pencurian kelapa sawit di blok X12 Divisi 1 Ledong West Selatan.
Setelah itu, APH bersama Staf Asisten PT BPL langsung menuju ke lokasi dan menemukan lima orang pelaku yang sedang melakukan aksi pencurian.
"Melihat adanya personel dan staf dari PT BPL, para pelaku ini sempat mencoba melarikan diri," jelas Fauzan.
"Jadi baik dari personel maupun staf PT BPL memberikan imbauan, namun tidak diindahkan juga."
Baca juga: Polisi Tembak Pelajar di Semarang: Fakta di Balik Tuduhan Gangster
"Hingga akhirnya personel melakukan tembakan peringatan ke atas sebanyak 12 kali kepada para pelaku," imbuhnya.
Satu dari lima pelaku aksi ini, tutur Fauzan, ditembak oleh anggota Brimob Polda Babel.
"Setelah dilumpuhkan, petugas dan staf PT BPL mencoba mengecek kondisi pelaku."
"Mendapati kondisi pelaku, dilakukan tindakan medis untuk menghubungi kendaraan agar segera mengevakuasi pelaku ke puskesmas terdekat," sambungnya.
Pelaku pencurian langsung memperoleh tindakan medis, akan tetapi nyawanya tak terselamatkan.
Kini, kasus tersebut sudah ditangani oleh Polres Bangka Barat dengan barang bukti 1 tandan sawit 30 buah, 1 buah dodos sawit, serta 1 alat angkut.
"Tadi sudah diatensi Pak Kapolda langsung, agar kasus ini segera ditindaklanjuti dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut," ucapnya.
Sementara itu, personel yang melakukan tindakan penembakan telah diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Permintaan Maaf
Dansat Brimob Polda Bangka Belitung, Kombes Pol. Esty Setyo Nugroho, meminta maaf terkait tindakan penembakan yang dilakukan anggotanya terhadap Beni.
"Pertama saya minta maaf dan turut berduka cita yang sedalam dalamnya, kepada almarhum, dan keluarga alhamhum," kata Esty, Senin.
Esty menerangkan, kejadian ini adalah rangkaian peristiwa. Bukan peristiwa yang berdiri tunggal yang mana di situ ada kejadian pencurian buah sawit.
"Kalau keterangan saksi ada 5-6 orang, sehingga anggota memberikan tindakan tegas terukur, agar mereka tidak melakukan perlawanan dan melarikan diri."
"Namun kenyataan pelaku melarikan diri. Pelaku melarikan diri, sehingga personel melakukan tembakan ke arah pinggang ke bawah," tuturnya.
Esty menyebut, saat ini anggota tersebut masih dalam proses pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran SOP (Standard Operating Procedure) atau tidak.
"Harapan saya masalah ini serahkan ke Polisi, semua berproses tidak menjadi polemik di masyarakat ataupun menimbulkan konflik yang luas lagi," ucap Esty.
"Hari kejadian Minggu sore pukul empat, kalau saksi-saksi tadi malam dilakukan pemeriksaan pelaku 5 orang."
"Makanya kami sampaikan ini masih proses, harap bersabar tunggu proses terkait dugaan ataupun pencurian terjadi, juga pelanggaran ataupun kesalahan prosedur dilakukan anggota masih dalam proses," imbuhnya.
Warga Minta Kompolnas Turun Tangan
Imbas kejadian ini, warga mengungkapkan protes dan kekesalannya kepada aparat penegak hukum (APH).
Hal ini disampaikan oleh Romi, warga Desa Berang, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, pada pertemuan dengan warga di Kantor Desa Berang pada Senin kemarin.
Ia meminta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI turun ke Desa Berang untuk membantu warga mengatasi arogansi oknum APH terhadap masyarakat setempat.
"Kompolnas membantu masyarakat Berang ini, mengatasi perusahaan-perusahan di daerah kami ini, harapan kami sebagai masyarakat, kasus ini dapat tuntas dan berlanjut," ujar Romi.
Selain meminta Kompolnas memproses anggota Brimob, Romi juga berharap, manajemen perusahaan sawit PT BPL bisa diganti.
"Diganti semua, awalnya pihak manajemen di sana memang awal memicu, kalau tidak ada menyuruh dari mereka tidak terjadi seperti ini. Ini kejadian sangat luar biasa."
"Hingga menghilangkan nyawa, tidak melakukan pengaman dahulu, penangkapan penyerahan ke desa untuk memecahkan masalah. Ini tidak, kenapa langsung tembak," sesalnya.
Sebagai informasi, sejumlah perusahaan sawit yang ada di Desa Berang dan sekitarnya menggunakan APH untuk melakukan pengamanan wilayah perkebunan sawit.
"Ya jadi itu bagian protek perkebunan, tetapi ini biasa tembakan peringatan saja ke bersangkutan, tetapi kita menyayangkan, seharusnya perusahaan dan APH lebih persuasif tindakan seperti ini."
"Harus ada komunikasi perusahaan dengan Pemdes dan Forkopimda," kata Kepala Desa Berang, Beni Bastari.
Ia menegaskan, keinginan pihaknya ialah supaya ada proses hukum, terutama terhadap Brimob yang melakukan penembakan kepada warganya.
"Ada santunan ke keluarga dari perusahaan. Adanya perubahan program atau struktur manajemen dari perusahaan, demi keamanan dari pihak perusahaan."
"Masyarakat menginginkan mutasi manajer, di wilayah daerah ini, demi keamanan dan kenyamanan perusahaan itu sendiri," tuturnya.
Kedatangan Bong Ming Ming
Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, mendatangi kantor Desa Berang pada Senin kemarin.
Ia ingin memastikan kasus penembakan terhadap Beni dapat diselesaikan dengan adil secara hukum.
"Saya akan mengawal perihal penanganan kasus ini, kita sama-sama kawal. Saya sebagai wakil bupati akan ke Pak Kapolda, kalau memang terjadi pelanggaran hukum dalam SOP-nya."
"Kita sama-sama kawal. Artinya kita tidak berharap hal seperti ini bisa terjadi," ucap Bong Ming Ming, Senin.
Menurutnya, kesalahan yang dilakukan satu-dua orang tak bisa diartikan sepenuhnya kesalahan institusi.
Namun, dia mencoba turun diskusi dengan masyarakat untuk menyelesaikan dan bersikap pro aktif terhadap kasus ini.
"Mereka berharap ada perhatian khusus ke keluarga korban, rasa solidaritas, dan kedua oknum Brimob yang melakukan penembakan diproses secara hukum, bahwa semua diproses hukum yang berlaku dan adil."
"Serta harapan manajemen PT BPL, semuanya mereka minta diganti semua, selama ini susah membangun komunikasi dengan masyarakat setempat," tuturnya.
Selain itu, Bong Ming Ming mengatakan, warga meminta bantuan untuk keluarga korban dan diberikan bantuan dari Polres, Pemda, hingga perusahaan.
"Serta mereka meminta oknum Brimob yang terkesan melakukan kesalahan sudah diproses oleh Dansat secara hukum berlaku."
"Tinggal nanti pada 29 November 2024, kita diskusi lagi dengan warga, terkait keinginan pergantian pergeseran manajemen di PT BPL, ingin manajemen baru dan keberpihakan kepada masyarakat sekitar, dari CSR maupun ekonomi produktif," harapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul: Dituduh Mencuri Sawit PT BPL, Beni Warga Kelapa Tewas Ditembak Oknum Brimob Babel, Dansat Minta Maaf.
(Tribunnews.com/Deni)(BangkaPos.com/Riki Pratama/Adi Saputra)