TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus perundungan di Subang, Jawa Barat.
Diketahui, siswa kelas 3 SD berinisial ARO (9) alias Albi meninggal usai dirundung tiga kakak kelasnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi pun memberikan atensinya.
Pada Selasa (26/11/2024) kemari, Arifah bersama rombongan pun bertolak ke Subang untuk menemui keluarga korban.
Dalam kunjungannya tersebut, Arifah Fauzi berziarah dan melakukan audiensi dengan keluarga, polisi, dan Pj Bupati Subang.
"Kami atas nama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), negara hadir untuk, pertama, turut bela sungkawa atas meninggalnya Albi karena sesuatu yang sebetulnya tidak kita inginkan bersama," kata Arifah, dikutip dari TribunJabar.id.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa kejadian ini harus dijadikan introspeksi dan pelajaran bagi semua pihak.
Ia pun memastikan proses hukum harus berjalan sesuai dengan perundang-undangan dan memberikan keadilan bagi korban.
"Kami mendorong Pemerintah Daerah, pihak kepolisian, dan pihak sekolah untuk dapat menuntaskan kasus ini, tentunya dengan mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak, baik bagi almarhum korban, anak saksi, maupun anak yang berkonflik dengan hukum."
"Penting untuk memberikan pendampingan dan pengamanan kepada keluarga korban, anak saksi dan keluarganya, serta AKH (Anak yang Berkonflik dengan Hukum)," tambahnya.
Ia juga meminta kasus perundungan ini untuk jadi pembelajaran supaya tak ada kasus serupa di kemudian hari.
Baca juga: Murid SD Korban Bullying di Subang Meninggal, Menteri PPPA Minta Polisi Usut Tuntas
“Orang tua, para pendidik, dan masyarakat lingkungan sekitarnya memiliki tanggung jawab untuk lebih peduli terhadap anak, contohnya ketika ada perubahan perilaku anak atau ketika anak tidak masuk sekolah tanpa adanya keterangan," katanya.
Diketahui, dalam proses penyidikan, pihak Polsek Blanakan telah melakukan pendalaman kasus terhadap empat anak saksi dan tiga AKH yang didampingi oleh orang tua masing-masing.
Kata Pj Bupati
Diwartakan sebelumnya, Pj Bupati Subang, Imran yang mengawal kasus ini sejak korban dirawat di rumah sakit hingga pemakaman pun tak kuasa menahan kesedihannya.
Ia menyayangkan hal ini bisa terjadi.
Dirinya mengatakan calon generasi penerus bangsa harus meninggal sia-sia karena bullying.
"Saya sangat sedih dan berduka sejak menjenguk pertama kali di ICU hingga saat ini di Pemakaman, anak seperti Abi calon generasi penerus bangsa ini harus mati sia-sia,"
"Semoga Abi jadi penolong orang tuanya di surga kelak dan kasus ini saya minta tuntaskan oleh pihak kepolisian," ujar Imran, dikutip dari TribunJabar.id.
Kini, ia meminta untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Kepala sekolah sudah saya copot, siswa yang terbukti terlibat akan saya keluarkan dan dilarang sekolah di Kabupaten Subang," tegasnya.
Sementara itu, keluarga korban mengaku ikhlas atas apa yang mereka alami.
Meski begitu, mereka tetap minta kasus ini diusut hingga tuntas.
"Keluarga sudah ikhlas, semoga Albi jadi penolong keluarga di Surga,"
"Kami pihak keluarga Albi meminta kasus ini diusut tuntas, semua yang terlibat bisa dihukum sesuai perbuatannya," ujar keluarga korban.
Diketahui, korban sempat dirawat tiga hari di rumah sakit setelah dibully oleh tiga kakak kelas.
Tiga hari dirawat, korban dinyatakan meninggal dunia dan dimakamkan pada Selasa (26/11/2024)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Bocah Kelas 3 SD di Subang Tewas Dibully Kakak Kelas, Menteri PPPA Minta Diproses Sesuai UU
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJaba.rid, Fahdi Fahlevi)