Selama di perjalanan menggunakan motor pun keduanya tidak saling berbicara.
"Karena nggak kepikiran ke sana, karena baru selesai makan juga. Dia juga polos rupanya, nggak sampai saya dibawa-bawa. Tidak ada komunikasi, diam saja, saya juga diam saja," katanya.
Agus mengaku dirinya tidak mengenal perempuan yang membawa dirinya ke home stay.
"Nggak kenal. Kenalnya cuman sehari dan nggak tahu namanya juga," tandasnya.
"Dengan tahanan yang sudah 17 hari ini memohon biar cepat tuntas kasus ini. Saya terus terang biar damai aja, saya tidak menuntut yang mencemarkan nama baik dulu, biar Tuhan yang balas," terangnya.
Ia mengaku ingin menjalani kehidupan seperti sebelum-sebelumnya dan berharap kepada semua pihak agar memikirkan masa depannya.
"Yang penting saya bisa kuliah, bisa kerja main gamelan. Saya berharap satu mudah-mudahan dengan selesai kasus ini saya bisa memotivasi orang di luaran sana," pintanya.
Agus pun mengaku tak habis pikir dirinya bisa sampai sejauh ini, padahal awalnya hanya meminta bantuan.
"Ini saya ambil hikmahnya biar bisa mengangkat derajat orang tua. Terus terang saya tertekan sekali, ngga bisa kemana-mana sakit kepala saya, biasanya saya ngamen dengan gamelan, tiba-tiba kayak gini bagaimana," tandasnya.
Awalnya Meminta Diantar ke Kampus
Agus menceritakan kronologi kejadian yang membuatnya jadi tersangka itu.
Agus awalnya meminta bantuan kepada seorang perempuan untuk diantarkan ke kampus.
Namun ternyata dia berhenti di salah satu homestay di Kota Mataram.
"Jadi pada intinya itu saya benar-benar kaget dan syok. Tiba-tiba dijadiin tersangka," beber Agus saat ditemui di kediamannya.
Agus mengaku hanya mengikuti saja keinginan dari si perempuan.