TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat sengit antara Agus Buntung, pria disabilitas yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerkosaan mahasiswi di Nusa Tenggara Barat dengan pihak korban yang diwakili Ade Lativa.
Setelah pedebatan viral, kini sosok Ade Lativa menjadi sorotan.
Lantas siapa sebenarnya Ade Lativa ini?
Dirangkum berbagai sumber Ade Lativa Fitri diketahui aktivis perempuan yang memperhatikan serius kesetaraan gender hingga masalah perempuan.
Ia diketahuio merupakan salah satu pendiri komunitas Senyum Puan yang operasinalnya di wilayah NTB.
Sebelum mendirikan komunitas itu, Adel panggilan akrab Ade Lativa Fitri memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan masalah-masalah kekerasan seksual, diskriminasi gender, dan perkawinan anak di bawah umur di Lombok.
Seiring berjalan waktu ternyata banyak korban pelecehan dan kekerasan seksual yang bercerita padanya.
Sebagai penyintas, Adel menjadi pendengar yang baik dan turut merasakan penderitaan mereka.
Lantas ia bersama dengan sejumah teman menginisiasi komunitas Senyum Puan yang didirikan bulan Juli tahun 2020.
Baca juga: Penyandang Tuli di Indonesia Masih Hadapi Diskriminasi Gender Hingga Kekerasan Seksual
Pendirian komunitas juga tidak bisa dilepaskan adanya kasus pelecehan seksual yang terjadi di kalangan kampus.
Saat itu yang terjadi adalah oknum dosen melecehkan mahasiswinya.
Tidak berlebihan saat mendengar kasus pelecehan seksual, Adel panggilan Ade Lativa Fitri mau menjadi wakil dari korban pelecehan yang dilakukan Agus Buntung.
Dalam sebuah kesempatan, Adel menyebutkan, pengalaman perempuannyalah yang mendorongnya mendirikan Senyum Puan.
Sekeras apapun ia berteriak, kata dia suara itu tidak akan cukup terdengar.
“Maka saya perlu menggandeng banyak orang untuk bersama menyuarakan hidup aman dan nyaman bagi perempuan demi terwujudnya NTB Gemilang,” jelas Adel saat menjelaskan pendirian Senyum Puan.
Putri Indonesia NTB Intelegensia 2020 dan Putri Pariwisata Nusantara Intelegensia 2021 ini mengaku pernah mengalami diskriminasi gender sewaktu terpilih sebagai ketua di sebuah organisasi mahasiswa di kampusnya, Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Perempuan kelahiran Mataram, 29 November 1997 ini ditolak oleh sebagian mahasiswa, terutama laki-laki, hanya karena ia seorang perempuan.
Kalangan yang tidak setuju dengannya bilang, perempuan lebih emosional daripada pria sehingga dikhawatirkan program kerja, kebijakan, dan keputusan dilakukan dengan emosi dan dikhawatirkan organisasi chaos.
Tidak lama setelah didirikan, pandemi covid-19 datang.
Senyum Puan aktif memfasilitasi diskusi, pelatihan hingga konsultasi psikologi secara daring. Pesertanya bisa mencapai ratusan orang dari berbagai wilayah di NTB.
Saat ini mereka terus mengampanyekan program, misalnya program School Visit.
Belum lama ini komunitas itu mengunjungi SMAN 1 Mataram dan berbagi tentang kekerasan seksual bertajuk “Stop Kekerasan Seksual: Kenali, Cegah, dan Laporkan!” kepada teman-teman siswa SMAN 1 Mataram.
Program ini merupakan program mingguan yang bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan semangat perjuangan kepada pelajar Lombok agar berani memerangi kekerasan seksual.
Selanjutnya Senyum Puan akan membangun kolaborasi-kolaborasi yang lebih kuat dengan SMAN 1 Mataram melalui para siswa yang menjadi sasaran visit serta guru BK guna menciptakan ruang aman di lingkungan sekolah.
Debat Panas dengan Agus Buntung
Saat ini Ade Lativa dengan menjadi sorotan usai terlibat debat panas dengan Agus Buntung.
Agus Buntung (21) resmi jadi tersangka kasus pelecehan mahasiswi di Mataram, NTB sementara Adel mewakili korban.
Dalam tayangan tv one news, Agus mengurai kronologi singkat momen saat ia dituduh merudapaksa.
Awalnya Agus meminta bantuan kepada korban yang tak pernah ia kenal sebelumnya.
"Berawal saya dari kampus mau nyari makan ke teras Udayana. Setelah saya cari makan, saya keinginan balik ke kampus. Saya mau minta tolong kepada seseorang di sana, saya minta tolong seorang wanita. Setelah saya minta tolong ke wanita ini, dia bersedia. Terus saya kira dia nganter saya, ternyata dikelilingi saya di Islamic Center," ungkap Agus Buntung, dilansir TribunnewsBogor.com pada Senin (2/12/2024).
Diajak naik motor melalui jalan memutar tiga kali, Agus mengaku syok saat dibawa ke homestay dekat kampus.
Baca juga: Polda NTB Bongkar Cara Pemuda Tanpa 2 Tangan Bisa Rudapaksa Korban, Ancam Bongkar Aib
Agus semakin terkejut kala diajak berhubungan badan di penginapan tersebut oleh sang mahasiswi yang tak ia kenal.
Di momen itu Agus mengaku cuma bisa pasrah karena bingung dengan kejadian yang ia alami.
Agus bahkan menyebut bahwa yang membuat pintu kamar penginapan dan pakaiannya adalah sang mahasiswi.
"Langsung di ajak ke lokasi itu (penginapan), dia yang bayar, dia yang buka pintu, dua yang bukain semua-muanya saya, dia yang gituin saya," imbuh Agus.
Debat sengit pelaku dan pihak korban
Cerita yang disampaikan Agus itu langsung ditimpali Ade Lativa yang membantah semua keterangan dari Agus Buntung.
Diungkap Adel, Agus yang mengancam korban sehingga korban mau menuruti perintah Agus Buntung untuk ke penginapan.
Diceritakan oleh korban kepada Ade, pelaku menggunakan trik agar korban mau memenuhi permintaan Agus Buntung termasuk berhubungan badan.
"Pernyataan korban yang menjadi titik perhatian kami adalah di sana terjadi manipulasi dan ancaman yang dirasakan oleh korban di mana pelaku mengancam bahwa jika korban tidak menuruti permintaan dari pelaku maka pelaku akan membeberkan masalah-masalah yang sudah mereka sharing selama obrolan itu terhadap orang tua korban. Korban merasa ketakutan dan akhirnya secara terpaksa menuruti permintaan-permintaan pelaku. Setelah ancaman itu terjadi, pelaku meminta korban untuk membawa dirinya ke sebuah homestay, akhirnya di sana terjadi pelecehan seksual fisik dari pelaku ke korban," kata Ade Lativa.
Mendengar cerita Ade Lativa, Agus buru-buru menyangkalnya.
Pemuda yang masih jadi mahasiswa semester 7 itu menyebut dirinya tidak pernah mengancam korban.
Bahkan menurut Agus, korban harusnya bisa melawan jika memang hendak dirudapaksa.
Sebab kata Agus, korban punya anggota tubuh yang lengkap tidak seperti dirinya.
"Tidak ada, saya berani sumpah tidak ada ancaman. Ancaman seperti apa? kan dia (korban) bisa melawan, dia bisa semuanya, dia normal, sedangkan saya kayak gini," imbuh Agus ngotot.
"Saya rasa akan menjadi sangat lucu bagi korban untuk membuat-buat cerita ini dan seperti seakan 'bunuh diri' melempar dirinya ke kubangan penghakiman masyarakat saat ini. Jadi tentu saja apa yang korban katakan ini adalah benar sebenar-benarnya. Karena jika memang korban berbohong atau membuat cerita, itu sama korban 'bunuh diri', melempar dirinya ke persoalan yang merugikan diri sendiri. Ini kebenaran yang diungkap korban," timpal Ade Lativa.
Tak cukup sampai di situ, Ade Lativa yang merupakan Puteri Indonesia NTB 2023 itu juga mengungkap fakta mencengangkan lainnya terkait kasus Agus Buntung.
Usut punya usut, diduga ada tujuh wanita yang mengaku dilecehkan oleh Agus.
Mendengar tuduhan dari Ade Lativa soal tujuh korban itu, Agus langsung membela diri.
"Korban yang melapor ini bukan satu-satunya korban sebenarnya. Di dalam kasus ini, dua saksi lainnya itu adalah korban lainnya. Jadi di dalam kasus ini sebenarnya ada tiga korban dari si pelaku dengan modus yang serupa. Kami sendiri sejauh ini sudah mengidentifikasi ada total tujuh korban yang sudah berhasil kami identifikasi sebagai korban dengan pelaku yang sama," ucap Ade Lativa.
Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Debat Panas Agus Buntung Vs Pihak Korban Soal Kronologi Rudapaksa, Hotman Paris Ikut Turun Tangan