Laporan Wartawan Tribun Bali Eka Mita
TRIBUNNEWS.COM, BALI – Ni Wayan Sukasmi (37) tiba-tiba mendengar suara teriakan putrinya, Ni Putu Swastini (14).
Sukasmi keluar dari kamar mandi dan masuk ke kamar di rumahnya di Desa Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Senin (2/12).
Sukasmi kaget melihat putrinya tergeletak tidak sadarkan diri, dengan kondisi setrika masih menempel di lehernya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, musibah itu terjadi sekitar pukul 07.40 Wita.
Ibu korban, Ni Wayan Sukasmi sempat melihat putrinya sarapan.
Sukasmi menuju ke kamar mandi karena hendak bekerja, sementara putrinya, Swastini masuk ke kamar untuk menyetrika baju.
Baca juga: VIRAL Video Siswi SMP Dikeluarkan dari Kelas Karena Tak Bawa Kamus, Warganet: Semangat ya Dek ya
Tidak berselang lama, Sukasmi tiba-tiba mendengar suara teriakan dari putrinya itu.
Sukasmi langsung keluar dari kamar mandi dan masuk ke kamar.
“Ibu korban saat itu langsung mencabut kabel setrika yang masih tercantol di listrik dan memindahkan setrika itu dari leher anaknya,” ujar Kasi Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono, Senin (2/12).
Saat itu Sukasmi yang panik, berusaha minta tolong.
Ia menghubungi suaminya dan kerabatnya yang sedang bekerja. Swastini baru dilarikan ke rumah sakit, setelah ayahnya, I Putu Eka Surnadi (35) tiba di rumah.
Menunggu beberapa waktu, Swastini yang sudah tidak sadarkan diri dilarikan ke rumah sakit dengan cara dibonceng dengan sepeda motor.
“Informasinya korban (Ni Putu Swastini) sempat mendapatkan pertolongan di RSUD Klungkung,” ungkap Perbekel Desa Sampalan Tengah, Putu Aryawan.
Tiba di IGD RSUD Klungkung, Swastini sudah dalam keadaan lemas dan kesadarannya menurun.
Kemudian, gadis berusia 14 tahun itu dinyatakan sudah meninggal dunia.
“Pasien (Ni Putu Swastini) sempat mendapatkan pertololongan dengan resusitasi jantung dan paru. Namun kesadaran pasien terus menurun, hingga dinyatakan meninggal dunia,” ujar Humas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiyasa.
Ia mengatakan, memang ditemukan luka bakar di tangan pasien. Namun dirinya belum menjelaskan secara detail luka-luka apa saja yang ditemukan di tubuh pasien. “Untuk luka-lukanya, ada ditemukan luka bakar di tangan,” ujarnya.
Gusti Putu Widiyasa mengatakan, memang ditemukan luka bakar di tangan pasien. Serta luka bakar di dada dekat dengan leher.
“Ada luka bakar di dada juga. Karena informasi dari keluarga, saat ditemukan setrikanya ada di atas dada pasien,” ujar Gusti Putu Widiyasa.
Duka mendalam dialami keluarga Ni Wayan Sukasmi.
Putri sulungnya, Ni Putu Swastini meninggal dunia setelah tersetrum sebelum berangkat ke sekolah.
Masih menurut Perbekel Desa Sampalan Tengah, Putu Aryawan, saat kejadian Swastini hendak menyetrika seragam sekolahnya. Kebetulan Swastini baru akan berangkat sekolah pukul 09.00 karena ulangan akhir semester.
Diungkapkan Aryawan, Swastini belum mulai mensetrika. Ia baru mencolokan ke stop kontak atau colokan listrik.
“Kejadiamnya saat sebelum berangkat sekolah. Padahal belum mulai menyetrika, informasinya tersetrum sesaat setelah mencolokan setrika ke Listrik,” ujar Aryawan.
Saat kejadian, Sukasmi berada di kamar mandi. Ia menghampiri putrinya saat mendengar sekali suara teriakan.
Saat itu Sukasmi kaget melihat putrinya sudah tergeletak, dengan setrika berada di sekitar dada dan leher dari Swastini.
“Padahal kejadiannya cukup singkat. Ibu korban (Sukasmi) saat itu panik dan menghubungi suaminya yang masih bekerja. Rumah keluarga korban, memang agak berjauhan dengan tetangganya.
Sebenarnya bisa minta tolong warga sekitar, tetapi karena panik mungkin kebingungan,” ungkap dia.
Ni Putu Swastini merupakan putri sulung dari 3 bersaudara dari pasangan I Putu Eka Surnadi (35) dan Ni Wayan Sukasmi (36).
Ayahnya merupakan pekerja swasta sebagai sales di salah satu perusahaan di Klungkung. Sementara ibunya merupakan pegawai di Bumdes Sampalan Tengah.
Sementara itu, rencananya jenazah I Putu Swastini akan diaben di Krematorium Kenanga, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung pada Rabu (3/12).
“Pihak keluarga tidak melaporkan kejadian ini ke kepolisian dan menganggap kejadian ini sebagai musibah,” jelas Kasi Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono.
Sosok Siswa Pintar dan Disiplin
Meninggalnya Ni Putu Swastini (14) karena tersetrum meninggalkan duka mendalam bagi guru dan teman-tamannya di SMP N 2 Dawan, Kabupaten Klungkung.
Selama ini, Ni Putu Swastini dikenal sebagai sosok anak yang pintar dan tergabung di kelas unggulan VIII A. Ia juga dikenal siswi yang aktif dan disiplin.
“Siswi kami tersebut (Swastini) siswa yang pintar. Ia tercatat sebagai siswa di kelas VIII A. Itu kelas unggulan,” ungkap Kepala Sekolah SMP N 2 Dawan, Putu Buditayasa, Senin (2/12).
Dirinya mengaku sangat kaget dengan informasi salah satu siswinya berpulang tersetrum. Terlebih kejadian tersebut terjadi, saat Ni Putu Swastini saat sedang menyeterika seragam sebelum berangkat ke sekolah.
Ni Putu Swastini dijadwalkan akan ulangan mata pelajaran IPS dan Olahraga pada Senin (2/12). “Karena kebetulan hari ini (kemarin) anak-anak ujian akhir semester. Siswa kelas VII dan VIII ke sekolah shift kedua,” ungkapnya.
Sebagai bentuk belasungkawa, dirinya bersama guru dan rekan-rekan korban berencana akan melayat dan hadir saat upacara pengabenan dari Ni Putu Swastini di Krematorium Kenanga, Selasa (3/12). “Nanti tentu ada dari pihak sekolah memberikan sumbangsih sebagai bentuk belasungkawa,” ungkapnya. (mit)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul TRAGIS! Siswi SMP di Dawan Meninggal Dunia Tersetrum & Setrika Menempel di Leher, Sukasmi Terkejut!, https://bali.tribunnews.com/2024/12/02/tragis-siswi-smp-di-dawan-meninggal-dunia-tersetrum-setrika-menempel-di-lehersukasmi-terkejut?page=all.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti