Beruntung, siswa tersebut tetap bisa mengikuti ulangan.
"Bisa (ikut ulangan) pak tapi kertas absennya saja," sambil menunjukkan kwitansi bertuliskan pembayaran Rp500.000.
"Tapi ada nominal lain dia gamau katanya bagi foto kwitansinya. 500.000x2, sejuta.
"Itu undangan sosialisasi ternyata ngejebak orang tua buat nulis nominal."
"Minimal banget 1jt. Dari tahun kemarin seperti itu pak, beda-beda alasannya."
"Tahun kemarin uang pagar, sekarang uang urug tanah namun pagar tak dibangun, tanah pun tidak diurug."
Setelah viral, Ronald Sinaga menenangkan para siswa yang mulai ketakutan.
"Siswa pemberani tersebut kita sebut anak Cibitung, dan saya sudah dijapri beberapa anak yang ketakutan. Dek, saya juga sudah dijapri kantor pengacara yang dekat dengan sekolah tersebut."
"Kalau ada apa-apa dengan kalian, atau kalian dipersekusi oleh kepala sekolah, saya kirim pasukan ke sana," ujar pria yang kerap disapa Bro Ron tersebut.
Tanggapan Sekolah, Sebut Iuran Sukarela hingga Ancam Pelapor
Humas SMAN 2 Cibitung, Nana mengatakan dugaan pungli itu muncul karena ada miskomunikasi antara siswa, wali murid, sekolah, dan komite sekolah.
"Ya, ini hanya miskomunikasi saja antara orangtua, siswa, pihak sekolah, dengan pihak komite dalam hal ini," ungkap Nana dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/12/2024).
Selain pungli, Nana juga membantah tudingan pihak sekolah melarang anak didik mengikuti UAS apabila tidak membayar sumbangan tersebut.
Nana mengklaim, ratusan pelajar yang tidak menyerahkan uang sumbangan tetap bisa mengikuti UAS yang kini tengah berjalan.
Sementara pelajar yang menyerahkan uang sumbangan diklaim hanya puluhan anak.