Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, melihat kejadian tersebut.
Aep mendapati Aliya tidak membuka makanannya.
"Kenapa tidak dimakan?" tanya Aep kepada sang siswi SD.
Aliya diam sambil menggelengkan kepala.
Saat dibujuk untuk memakan, Aliya berkata ingin membawa makanan tersebut untuk ibunya di rumah.
Setelah mendengar jawaban Aliya, Aep lalu kembali membujuknya agar tetap makan sambil memberikan boks makanan untuk siswi SD tersebut.
"Tadi ada satu murid saya bilang suruh makan, tapi dia tidak mau makan," kata Aep kepada awak media, Selasa (3/12/2024).
"Katanya buat orang tuanya, buat ibunya, kasihan ibu tidak makan gitu," imbuh dia, melansir Kompas.com.
Selain itu, kata Aep, ada siswa yang fobia dengan nasi.
Melalui uji coba ini, ia juga menemukan sejumlah persoalan yang perlu diperhatikan saat program makan bergizi dilaksanakan.
Baca juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Turun Jadi Rp10 Ribu per Porsi, Warteg: Nasi, Capcai dan Telur Separuh
Diketahui, uji coba di SDN Anggadita 1 melibatkan sekitar 290 siswa.
Sebelumnya uji coba juga telah dilakukan di sejumlah SD menggunakan uang pribadi Aep.
"Sekarang masih pakai uang pribadi, karena kita belum ada anggaran. Jadi, uji coba dulu, saya mencoba dulu," ujar Aep.
Ditanya soal kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan satu porsi makan seharga Rp10.000, Aep mengaku tak mempermasalahkan.