TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian sudah mengamankan empat pelaku penculikan Santi (49), warga Antapani, Bandung, Jawa Barat.
Mereka adalah DAS (48), AS (35), TA (51), dan AT (51).
DAS merupakan pelaku utama sekaligus otak aksi penculikan ini.
Ia juga beraksi sambil membawa pistol mainan.
Demikian yang disampaikan oleh Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono.
"DAS membawa senjata api (diduga mainan), menodongkan ke korban, lalu memaksa korban masuk ke kendaraan," ujar Budi, dikutip dari TribunJabar.id.
Ia menuturkan, DAS mengajak tiga rekannya untuk mendatangi korban dengan iming-iming uang.
Ketiganya juga memiliki peran berbeda.
AS membantu menarik korban ke dalam kendaraan dan jadi orang yang menyewa mobil.
Sementara AT berperan mengemudikan kendaraan dan menghentikan ojek pangkalan yang dipakai untuk mengantarkan korban.
Baca juga: Kasus Penculikan Ibu Santi di Bandung: Motif dan Identitas Pelaku Terungkap
AT juga diajak DAS dengan iming-iming uang.
Sementara TA bertugas hanya duduk di kursi depan.
Ia juga diajak DAS dengan diimingi sejumlah uang.
"TA diajak DAS dengan diimingi uang,"
"Pelaku ketiga, Hariyanto alias AT berperan membawa kendaraan atau sopir dan memberhentikan ojek pangkalan untuk mengantar korban," ujar Kombes Budi Sartono.
Kini, keempat pelaku disangkakan Pasal 328 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 12 tahun dan atau pasal 333 KUHP dengan ancaman penjara paling alam delapan tahun.
Saat ditanya soal motif, DAS mengaku sakit hati.
Namun, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait motif tersebut.
"Sakit hatinya seperti apa, nanti kami akan dalami selesai pemeriksaan di Mapolrestabes,"
"Tapi, memang korban dan tersangka sudah saling mengenal. Nanti, kami dalami motif sakit hatinya seperti apa dan lainnya," katanya.
Diketahui, Santi yang diculik pada Minggu (8/12/2024) siang di depan rumahnya, kini sudah pulang diantarkan oleh tukang ojek.
Tukang ojek bernama Gian (58) tersebut pun menceritakan kronologi saat mengantarkan Santi.
Mulanya, ia sedang berkendara di daerah Bukit Pajajaran, Pasir Impun, Bandung.
"Saat itu saya sedang di depan Bukit Pajajaran, tiba-tiba ada bapak-bapak yang menghentikan saya. Dia bilang, 'Hayo ke atas,' dan saya pun berhenti," ujar Gian, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Sosok Otak Penculikan IRT di Antapani Bandung, Ajak 3 Pelaku Lain dengan Iming-iming Uang
Gian pun mengikuti permintaan pria yang tak dikenalnya tersebut lantaran merasa pria tersebut membutuhkan ojek.
Keduanya lantas berboncengan menuju lokasi, yakni di Kantor PD Kebersihan Bandung Timur.
"Saya enggak hafal (tidak tahu) siapa, karena saat itu juga gelap. Saya dibawa ke depan PD Kebersihan," katanya.
Setibanya di lokasi, orang tak dikenal tersebut meminta Gian berhenti dan berhenti tepat di depan sebuah mobil.
"Saya berhentikan motor di depan mobilnya, lalu keluarlah si ibu sama bapaknya," ujar Gian.
Gian saat itu melihat korban menangis.
Orang tak dikenal tersebut pun meminta Gian untuk mengantarkan korban yang ternyata Santi ke rumahnya.
"Katanya, anterin ke rumahnya. Kondisi ibunya menangis saat itu. Waktu bawa motor, ibunya juga goyang-goyang, katanya saya diculik," ujar Gian.
Di perjalanan, Gian berusaha menenangkan korban.
"Saya bilang jangan takut, nanti kalau macam-macam, saya turun tangan. Sampai ke jalan raya, kan si ibu masih goyang nangis. Sampai lah saya ke jalan raya ke rumahnya, saya dibayar ongkos Rp 67.000," ceritanya.
"Sesampai di rumah ibunya, saya sama petugas kembali ke PD. Udah gitu saja," tutupnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Siasat Otak Penculikan di Antapani Bandung untuk Takuti Korban, Pakai Senjata Api Mainan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Muhammad nandri Prilatama)(Kompas.com, Agie Permadi)