TRIBUNNEWS.COM - Nasib Lady Aurellia Pratiwi serta keluarga kini tengah menjadi perhatian publik seiring dengan menggaungnya kasus penganiayaan dokter koas (co-assistant) bernama Luthfi, di Palembang, Sumatera Selatan.
Luthfi dipukuli oleh pria bernama Datuk, yang merupakan sopir keluarga Lady Aurellia Pratiwi.
Luthfi mendapatkan penganiayaan di toko roti kawasan Demang Lebar Daun, Palembang, sejenak usai diajak bertemu dengan ibu Lady, Lina Dedy.
Kuasa hukum keluarga Lady, Titis Rachmawati mengatakan bahwa bahwa Lady dan ibunya Lina Dedy kini sering menangis usai kejadian tersebut.
Titis menyampaikan, setelah kejadian tersebut, mental Lady dikabarkan terguncang dan syok.
Tidak hanya Lady saja, ibunya juga mengalami syok dan merasa bersalah karena mengajak sang sopir ikut masuk ke kafe saat dirinya bertemu dengan Luthfi membicarakan jadwal piket koas.
Bahkan, keduanya lebih banyak menyendiri dan terguncang secara psikologis.
"Ibunya merasa bersalah. Karena inisiatif mau menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya, muncul masalah ini," kata Titis, Sabtu (14/12/2024), dikutip dari TribunSumsel.com.
"Bukan menyendiri lagi, dua-duanya lebih sering menangis. Masih syok betul, semuanya syok," ujarnya.
Status Mahasiswi Lady Dibekukan
Diketahui, Luthfi dan Lady adalah peserta didik di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya.
Baca juga: Lady Aurellia Tak Tahu Ibunya Temui Dokter Koas hingga Penganiayaan Terjadi
Keduanya tengah menjalani koas, atau program profesi yang harus dijalani oleh mahasiswa jurusan kedokteran untuk mendapatkan gelar dokter di RSUD Siti Fatimah Palembang.
Sementara, Luthfi saat itu didapuk sebagai ketua kelompok yang bertugas membuat jadwal jaga.
Usai kejadian penganiayaan itu, kini status mahasiswi Lady di Universitas Sriwijaya dibekukan.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya.