Sementara itu, si bungsu yang masih berusia tiga bulan ada dalam gendongan ibunya, Rosalia Nugraheni.
Aipda Kiswanto meninggalkan seorang istri dan empat anak.
Putri pertamanya kuliah, anak kedua sekolah di bangku SMP, anak ketiga masih TK, dan si bungsu berusia 3 bulan.
Aipda Kiswanto meninggal menjelang 100 hari kematian ayahnya.
Ibu Aipda Kiswanto telah berpulang terlebih dahulu 4 tahun lalu.
Jenazah Aipda Kiswanto dimakamkan tepat di samping makam sang ibu, Semi.
Kronologi Aipda Kiswanto Dipukuli hingga Tewas
Adapun kejadian tragis yang menimpa Aipda Kiswanto terjadi pada Selasa sekitar pukul 10.30 Wita di Desa Batuk Botuk, Kecamatan Muara Koman, Kabupaten Paser.
Ia mendapat perlawanan saat melakukan operasi kepolisian di wilayah tersebut.
Aipda Kiswanto mengalami cedera berat di kepala setelah dipukuli berkali-kali oleh warga yang diduga membawa BBM ilegal.
Dilansir TribunKaltim.co, Kapolres Paser, AKBP Novy, membenarkan insiden tragis tersebut.
Baca juga: Aipda Kiswanto Tewas Dianiaya Penimbun BBM di Kaltim, Tinggalkan 4 Anak, 1 Masih Berusia 3 Bulan
"Betul, anggota kami sedang melakukan upaya penegakan hukum terhadap dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi," urainya, Selasa.
Peristiwa bermula ketika Aipda Kiswanto bersama dua anggota lainnya melakukan patroli dan operasi penindakan BBM ilegal.
Tim mendapati sebuah mobil pikap mencurigakan yang diduga mengangkut BBM jenis Pertalite tanpa izin, yang selama ini menjadi target operasi.
"Kendaraan tersebut membawa 30 jerigen dengan kapasitas 25 liter, yang sudah kami pastikan merupakan BBM jenis Pertalite. Masih ada 15 jerigen yang masih tersisa, 15 jerigen lainnya sudah kosong," ungkap Novy.