Truk itu itu melaju dari awalnya berada di bahu jalan sisi kiri ruas jalan tol, sampai berada di sisi kanan, hingga sempat menabrak pembatas tengah jalan tol.
"Beberapa mobil yang melaju di belakang mobil berhasil menghindari truk itu. Namun akhirnya menabrak bus Tirto Agung yang melaju di lajur kanan ruas jalan Tol Pandaan-Malang, tepat di jalan berbelok di KM 77.100A," kata Putu.
Berdasarkan pemeriksaan CCTV, bus tidak bisa menghindari truk, karena tepat di lajur kiri ada bus berwarna putih.
"Sehingga diduga bus Tirto Agung tidak dapat menghindar, hingga sisi belakang truk membentur sisi kanan depan bus," ujarnya.
Kondisi Truk Bermasalah
Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kejadian tersebut.
Putu mengatakan terbuka peluang ada tersangka lain dalam kasus tersebut.
Alasanya ada beberapa faktor yang menyebabkan truk yang dikendarai Sigit tak kuat menanjak.
Pertama, truk mengalami overheat akibat selang radiator terputus sebelum truk mengalami kecelakaan, sehingga temperatur mesin naik.
Kedua, berdasarkan pemeriksaan terhadap daftar pengecekan yang dilakukan oleh pemilik truk, PT Rapi Trans Logistik Indonesia, temperatur dan radiator truk tidak dilakukan pemeriksaan berkala sejak Juli 2024.
Ketiga, hasil pemeriksaan bersama teknisi Mitsubishi, brake fluid juga tidak layak pakai, ada kebocoran silinder rem, kebocoran sistem pengereman, dan handbrake shoes terindikasi aus.
"Artinya kondisi mobil ini sebenarnya sudah bermasalah sejak lama, yang juga menjadi pendukung dalam peristiwa kecelakaan ini," ucap Putu.
Lebih jauh, Putu memastikan bahwa truk tidak dalam kondisi kelebihan muatan.
Berdasarkan pemeriksaan pada hasil uji KIR, kapasitas maksimal muatan truk mencapai 21 ton.
Sementara makanan ternak yang dimuat sebanyak 11,2 ton, dengan berat truk kosong 9,65 ton, dan berat sopir 70 kilogram.