Usut punya usut, pelaku merupakan seorang guru.
Sementara, SS merupakan santri Pondok Pesantren atau Ponpes Darusy Syahadah, Simo, Boyolali.
Korban juga adalah santri kelas 1 Kulliyatul Mu'allimin Tahfizhul Qur'an (KMT), asal Sumbawa, NTB.
Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah, Qosdi Ridwanullah, membenarkan insiden tersebut.
"Jadi kemarin malam ada tamu, kakak dari salah satu santri. Dia menuduh korban telah mencuri telepon genggam milik adiknya," kata Qosdi pada Selasa (17/12/2024), dilansir TribunJatim.com.
Meski sudah dijelaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar, pelaku tetap menginterogasi SS dan mengancam pakai kekerasan.
Baca juga: Kasus-kasus yang Ditangani Rudi S Gani, Pengacara di Bone yang Tewas Ditembak saat Malam Tahun Baru
Situasi semakin memanas ketika pelaku nekat menyiramkan bensin ke tubuh korban.
Tidak berhenti di situ, pelaku kemudian membakar bensin yang telah disiramkan.
Api pun melalap bagian kaki korban, menyebabkan luka bakar serius dari paha hingga ke bawah.
Sontak, hampir seluruh bagian kaki dari SS terkena luka bakar setelah disiram dan dibakar oleh tamu.
Pihak ponpes dan keluarga korban pun mengecam keras tindakan tersebut dan berharap pihak berwenang segera menindak tegas pelaku.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian untuk mengungkap motif serta kronologi lebih lanjut.
Sementara itu, korban yang merupakan santri asal Sumbawa ini mengalami luka bakar serius.
Ia menjadi korban kekerasan berupa pembakaran oleh GSD (21), seorang tamu yang merupakan kakak dari salah satu santri di pondok pesantren tersebut.