Akhirnya, warga yang menyisir Kantor Kecamatan Asemrowo menemukan Khusnul di ruangannya.
Melihat suasana tidak kondusif, Khusnul tak lantas memperbolehkan mereka masuk.
Sebaliknya, dia menahan mereka di depan pintu ruangannya, seperti digambarkan pada video yang viral.
"Kalau mereka datang dengan baik-baik, kami bisa saja menerima dengan baik. Namun, saat itu tidak demikian (kondusif)," kata Khusnul.
Melihat jumlah massa yang besar datang dengan kondisi memanas, dua staf tetap berada di dalam ruangan. Alvian berada di belakang pintu dan Devi berada di bawah meja.
"Staf kami ketakutan semua. Lari semua. Datang bergerombolan begitu sambil teriak-teriak."
"Saat itu Satpol PP juga tidak di kantor kecamatan, karena sedang proses penertiban," ucapnya.
Baca juga: Sosok Pasutri Muda Live Streaming Adegan Panas Selama 10 Jam di Malang, Dapat Cuan Rp35 Juta
Menurut Khusnul, pemilik bangli menggeruduk Kantor Kecamatan Asemrowo meminta pembatalan proses penertiban.
"Mereka minta bangli tidak ditertibkan. Alasannya ini dan itu. Saya katakan tidak bisa. Kami tegaskan bahwa kami adalah pelayan masyarakat, penegak perda."
"Kalau mengganggu masyarakat, melanggar perda, maka mau tidak mau kami tertibkan. Apalagi, ini permintaan warga," ujar Khusnul memberikan penjelasan bersama Kasatpol PP Surabaya, M Fikser.
Diberitakan sebelumnya, viral video yang menarasikan Camat Asemrowo digerebek saat bersama wanita di ruang kerjanya.
"Camat Asemrowo Surabaya Diduga Menyembunyikan Seorang Wanita di dalam Kantornya. Bahkan Pak Camat Bersikap Arogansi terhadap Masyarakat," bunyi narasi video viral, dikutip Tribunnews.com.
"Apakah Ini yang dinamakan pelayan masyarakat? Solusinya apakah harus dipecat," lanjut narasi tersebut.
Sejauh ini, video viral tentang Camat Asemrowo yang dibagikan oleh akun media sosial X (dulunya Twitter) @bacotteangga__ itu telah ditonton lebih dari 145 ribu kali.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Fakta Viralnya Camat Asemrowo Surabaya Digrebek Bareng Wanita di Ruang Kerja
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id/Bobby Constantine Koloway)