News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dewi Harus Tidur Hingga Larut Malam Mengerjakan Animasi

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah seorang siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kabupaten Kudus saat memproduksi film animasi berjudul 'Unstring Your Heart'. Film ini masuk dalam nominasi Kansas International Film Festival di Amerika Serikat pada 2020.

Ilham menceritakan, ide membuat karakter tiga dimensi ‎itu karena kesukaannya bermain game.Sehingga dia tertarik untuk membuat karakter 3D Game Art terse‎but. ‎"Daripada animasi, saya lebih suka membuat 3D Game Art," ujar Ilham.

Dia menceritakan, untuk membuat desain tiga dimensi itu dilaksanakan di rumah secara online. Setiap peserta, kata dia, hanya bisa melakukan desain pada saat waktu yang ditentukan panitianya. "Jadi harus melakukan desain online, nggak bisa offline walaupun mengerjakannya dari rumah," ucap‎ pria kelahiran Kudus, 4 Juli 2003 ini.

Ilham menceritakan pada hari pertama, dia harus membuat desain selama lima jam. Kemudian hari kedua lima jam, dan hari ketiga tujuh jam. "Jadi totalnya untuk menyelesaikan desain 3D Game Art dalam kompetisi ini 17 jam," ucapnya.

‎Panitia menawarkan tiga karakter desain yang bisa dipilih masing-masing peserta yakni tank, fighter dan healer.Kemudian Ilham memilih untuk membuat desain fighter yang deskripsi k‎arakternya sudah ditentukan panitia. "Saya pilih fighter karena lebih suka karakternya. Pembuatannya juga nggak sulit, kendalanya paling konektivitasnya saja," Ilham menjelaskan.

Setelah menjuarai kompetisi nasional, Ilham juga mengincar kompetisi internasional yang akan digelar di Shanghai. "Ya rencananya ikut kompetisi internasional tapi nanti melihat kondisi bagaimana," ucapnya.

Baca juga: Serial Animasi Bima S Sudah Bisa Disaksikan di Digital Streaming Vision+

Kepala SMK RUS Kudus, ‎Fariduddin mendukung terus siswanya untuk mengasah keterampilannya dalam mengikuti beragam kompetisi. Kendati demikian, pihaknya tidak mematok prestasi pada siswanya untuk meraih sebuah kompetisi."Kami tidak hanya mengerjar prestasi, tetapi yang terpenting menciptakan siswa yang dibutuhkan dunia industri," jelas dia.

Pihaknya juga menekankan, untuk menciptakan siswa yang memiliki kemampuan sesuai kebutuhan industri membuat 70 persen kurikulum tak bisa diterapkan. "Kami memakai kurikulum berbasis industri sehingga 70 persen kurikulum tidak dipakai. Karena standar kami industri," jelas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini