News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecerdasan Artifisial Sudah Menjadi Bagian Hidup Sehari-hari, Masyarakat Perlu Diberi Literasi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPPT Hammam Riza saat mengunjungi Laboratium Bersama hasil kerjasama dengan Zhejiang University, Hangzhou, Tiongkok, Jumat (27/9/2019).

Hammam menjelaskan Kecerdasan Artifisial dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan komputer yang memiliki kecerdasan untuk meniru fungsi kognitif manusia.

"Teknologi KA diciptakan untuk memahami dan memberi solusi terhadap suatu masalah dengan lebih cepat, efektif dan mampu menyelesaikan pekerjaan manusia dengan lebih mudah serta memberi hasil yang maksimal," tegas Hammam.

Mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT ini kemudian menyebut beberapa contoh penggunaan KA yang bisa ditemui sehari-hari yakni mesin pencarian (search engine) seperti Google, Bing, dan Baidu. 

Semua orang bisa mencari apapun yang ingin diketahui, baik informasi umum maupun produk yang ingin dibeli di aplikasi belanja online.

Contoh lainnya seperti translator, game online, pencarian lokasi wilayah menggunakan online maps hingga face recognition pada smartphone.

Ini merupakan contoh Kecerdasan Artifisial pada kehidupan sehari-hari yang memudahkan akses informasi di era transformasi digital. 

Kendati demikian, ia menyadari bahwa KA yang dikenal saat ini masih dalam tahap narrow intelligence atau kecerdasan terbatas.

Kecerdasan artifisial bukan merupakan hal baru, perkembangan teknologi satu ini selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian.

Indonesia bahkan telah membentuk Strategi Nasional (Stranas) KA untuk mendorong terciptanya 'visi Indonesia 2045'.

Karena Stranas ini diyakini mampu membuka peluang bagi pelaku usaha dalam memasukkan Kecerdasan Artifisial dalam lini bisnis mereka.

Saat para pelaku usaha menerapkan teknologi KA, akan terjadi pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi digital.

"Stranas KA menjadi indikator bagi sebuah negara yang siap beradaptasi dengan kemajuan industri 4.0 yang ditandai dengan KA, big data dan cloud computing. Ini semua melambangkan bahwa negara itu betul-betul ingin menghela pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi 4.0," papar Hammam.

Revolusi industri 4.0, kata dia, tidak hanya menjadi bagian dari roadmap kemajuan zaman, namun juga bangsa.

"Indonesia juga sudah memiliki making Indonesia 4.0 yang berusaha meletakkan roadmap strategi Indonesia agar menjadi salah satu ekonomi terkuat di dunia. Pada saat Indonesia 100 tahun merdeka, di situlah Stranas KA merupakan jalan menuju Indonesia 45," kata Hammam.

Diresmikan pada Agustus 2020 lalu oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Stranas KA pada awalnya disusun untuk menjawab tantangan pengembangan KA di Indonesia.

Diantaranya kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan, kesiapan tenaga kerja, kesiapan infrastruktur dan data pendukung pemodelan, serta kesiapan industri dan sektor publik dalam mengadopsi inovasi KA. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini