Bulan Baru Super adalah fenomena tahunan, terakhir terjadi pada tanggal 30 Agustus 2019, 29 September 2019, dan 17 Oktober 2020.
Bulan Baru Super akan terjadi kembali pada 21 Januari 2023, 10 Maret 2024, dan 27 April 2025.
6. Konjungsi Kuartet Bulan-Venus-Saturnus-Jupiter: 5-10 Desember 2021
Fenomena ini berlangsung selama enam hari.
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah Barat Daya sejak awal senja bahari (25 menit setelah terbenam Matahari) hingga keempat benda langit ini terbenam.
Fenomena ini terbilang cukup langka dan terjadi setiap rata-rata 80 tahun sekali.
Fenomena ini sebelumnya terjaid pada 9 November 2021, 25-26 Agustus 1922, 30 Juli 1922, 3-6 Desember 1842, dan 5-8 November.
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 14-17 Januari 2102, 14-18 September 2180, dan 5-9 Mei 2260.
7. Puncak Hujan Meteor Phoenicid: 6-7 Desember 2021
Phoenicid adalah hujan meteor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di konstelasi Phoenix dekat bintang Alfa Eridani konstelasi Eridanus.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu Komet 289P/Blanpain yang mengorbit Matahari selama 5,18 tahun.
Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak awal senja bahari hingga keesokan harinya pukul 02.15 waktu setempat dari arah Tenggara hingga Barat Daya.
Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia berkisar 51 meteor/jam di Sabang sampai 74 meteor/jam di Pulau Rote.
Untuk bisa melihatnya, pastikan cuaca harus cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya.
8. Puncak Hujan Meteor Puppid-Velid: 7-8 Desember 2021
Puppid-Velid adalah hujan meteor yang titik radiannya berada di dekat bintang Gamma Velorum (Regor) konstelasi Vela yang berbatasan juga dengan konstelasi Puppis.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu Komet 96P/Machholz yang mengorbit Matahari dengan periode 1,93 tahun.
Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 21.00 waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari.
(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)