Pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya di sekitar medan pandang, dikarenakan intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle (skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul).
Intensitas hujan meteor ini juga akan sedikit berkurang dikarenakan Bulan yang berada ketinggian 45 derajat dekat konstelasi Gemini saat titik radian sedang terbit.
6. Solstis Desember (21 Desember 2021)
Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari adalah posisi ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit, jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi.
Sedangkan, jika diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan Bumi bagian Selatan akan terlihat "mendekat" ke arah Matahari.
Oleh karenanya, pengamat yang berada di Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat LS) akan melihat Matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.
Pengamat yang berada di belahan Bumi bagian Utara, akan merasakan malam yang lebih panjang dibandingkan hari-hari lainnya.
Bahkan, Matahari tidak pernah terbit di Kutub Utara ketika Solstis Desember.
Baca juga: Kaleidoskop 2021 - Fenomena Astronomi Sepanjang 2021: Supermoon hingga Gerhana Matahari Total
Baca juga: Fenomena Bintang ini Bisa Berakibat Buruk Bagi Bumi Bila Terjadi Pada Matahari
Sebaliknya, pengamat yang berada di belahan Bumi bagian Selatan, akan merasakan siang yang lebih panjang dibandingkan hari-hari lainnya.
Matahari tidak pernah terbenam di Kutub Selatan ketika Solstis Desember.
Puncak Solstis Desember tahun ini terjadi pada tanggal 21 Desember pukul 22.59.23 WIB.
Baik pengamat di belahan Bumi bagian Utara maupun Selatan, akan mendapati Matahari terbit dari arah Timur-Tenggara dan terbenam dari arah Barat-Barat Daya.
Bagi daerah berlintang tinggi di belahan Selatan, akan mendapati Matahari terbit dari arah Selatan-Tenggara dan terbenam dari arah Selatan-Barat Daya.
7. Konjungsi Bulan-Pollux (21-22 Desember 2021)
Bulan berkonjungsi dengan Pollux (Beta Geminorium), bintang utama di konstelasi Gemini pada pukul 15.55.34 WIB / 16.55.34 WITA / 17.55.34 WIT dengan sudut pisah 2,7 derajat.
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur laut hingga barat laut sejak pukul 20.00 waktu setempat hingga akhir fajar bahari (50 menit sebelum terbit Matahari) keesokan harinya.
Pollux bermagnitudo +1,15 dan Bulan memasuki fase benjol/cembung akhir dengan iluminasi antara 94,5%−93,5%.
(Tribunnews.com/Latifah)