TRIBUNNEWS.COM -- Tahukah Anda? binatang berbisa ituda tidak sama dengan binatang beracun.
Beberapa hewan memiliki kemampuan mengeluarkan racun atau bisa untuk melindungi dirinya dari ancaman atau untuk menaklukkan mangsa.
Racun dan bisa yang dimiliki hewan kerap dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan.
Meski demikian, hewan-hewan tertentu bisa menjadi hewan yang berbisa dan beracun pada saat yang sama.
Perbedaan hewan berbisa dan hewan beracun
Dilansir dari National Geographic, hewan berbisa dan beracun sama-sama menggunakan racun, zat yang menyebabkan efek fisiologis berbahaya dan substansial dalam dosis kecil, untuk mempertahankan diri atau menaklukkan mangsa.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Senyawa Anti Covid-19 di Tanaman Beracun, Bisa Melawan Varian Delta
Tetapi, hewan berbisa, seperti tawon dan ular, mengirimkan racun mereka dengan cara melukai hewan lain, seringkali melalui taring, penyengat, atau tulang belakang.
Sebaliknya, hewan beracun mengeluarkan racunnya secara pasif, biasanya melalui kulit, ketika makhluk lain menyentuh atau menelannya, seperti yang dilakukan katak beracun.
Hewan-hewan beracun David Nelsen, ahli biologi di Southern Adventist University, Tennessee, mengatakan, spesies beracun hanya menyebarkan racun mereka secara defensif untuk menghindari ancaman predator.
Inilah sebabnya racun melewati sistem pencernaan melalui luka ke tubuh.
Ketika ditelan oleh predator, racun ini menyebar ke seluruh tubuh dengan cepat, menyebabkan sakit sementara atau kematian, bergantung pada racun dan dosisnya.
Baca juga: Manfaat Minum Air Putih di Pagi Hari: Hilangkan Racun hingga Turunkan Berat Badan
Ikan buntal, misalnya, sangat mematikan karena neurotoksin yang ada di kulit dan organ mereka yang lebih beracun daripada sianida.
Uniknya, banyak hewan beracun tidak memproduksi racunnya sendiri, melainkan mengambilnya dari sumber di lingkungan mereka.
Contohnya, ikan buntal mendapatkan tetrodotoxin dari bakteri laut.