News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hujan Es di Surabaya dan Sekitarnya Bisa Terulang? Berikut Proses Terjadinya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hujan deras disertai butiran es terjadi di Kabupaten Magetan Hari Minggu (20/2/2022) sore. Dari laporan BPBD Kabupaten Magetan tidak ada kerusakan yang diakibatkan turunnya butiran es sebesar kelereng selama 3 menit tersebut.

Bencana hidormeteorologi yang bisa terjadi, yakni hujan intensitas lebat yang dapat disertai angin kencang, hujan es, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang dan lain sebagainya.

Sementara, wilayah yang diperkirakan akan terjadi hujan yang dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir pada petang menjelang malam hari yaitu Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Jember.

Sedangkan, untuk esok hari, Selasa (22/2/2022) yang berpeluang terjadi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir yakni Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kota Kediri, Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.

Fenomena hujan es kerap terjadi di Indonesia membuat takjub banyak orang, bahkan sebagian orang menganggapnya menakutkan.

Kenapa terjadi hujan es?

Fenomena hujan es Fenomena hujan es adalah presipitasi dalam bentuk es dalam berbagai ukuran dan bentuk yang tidak beraturan. Ukuran es yang jatuh bisa 5 sampai 50 milimeter.

Hujan es ini berpotensi membahayakan dan merusak jika terjadi dalam skala besar, contohnya menyebabkan kerusakan pada atap rumah. Walaupun begitu, fenomena hujan es ternyata merupakan hal yang biasa terjadi, khususnya di wilayah tropis.

Hujan es umumnya terjadi pada musim peralihan yang disertai dengan hujan lebah, petir, dan angin kencang. Dalam istilah meteorologi, hujan es disebut juga dengan hail.

Hujan es dihasilkan oleh awan kumulonimbus dan hanya terjadi dalam waktu singkat, yaitu kurang dari 1 jam.

Proses terjadinya hujan es

Hujan es terjadi akibat terbentuknya awan kumulonimbus yang menjulang tinggi ke angkasa hingga ketinggian lebih dari 9.000 meter.

Suhu di bagian puncak awan tersebut bisa mencapai -60 derajat Celsius sehingga uap air akan membentuk kristal-kristal es.

Jika awal cukup tinggi dan suhu Bumi lebih panas, es tersebut akan turun sebagai hujan air biasa.

Namun, jika ketinggian awan lebih dekat ke Bumi, maka kristal es tersebut akan jatuh sebagai hujan es.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini