Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Doomsday Plane atau “Pesawat Kiamat” tahan nuklir milik Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan misi latihan pada Senin (28/2/2022) pekan lalu.
Hal itu dilakukan Angkatan Udara AS setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan menempatkan pasukan nuklir negaranya dalam siaga tinggi.
Setelah lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara AS di Nebraska, pesawat kiamat AS menyelesaikan penerbangan selama 4,5 jam menuju Chicago, Amerika Serikat.
Dalam misi latihan singkat ini, pasawat kiamat didampingi beberapa jet peringatan dini yang digunakan untuk melacak rudal balistik.
Kemunculan “pesawat kiamat” AS saat misi latihan di udara, berhasil memancing rasa penasaran publik mengenai peforma dan ketangguhannya.
Nama dan Spesifikasi
Dilansir dari situs Livescience.com, pesawat kiamat AS sebenarnya adalah Boeing 474 yang dimodifikasi dan diberi nama Boeing E-48.
Pesawat ini merupakan bagian dari armada yang disebut Nightwatch yang dipelihara oleh militer AS sejak tahun 1970-an.
Boeing E-48 tidak dilengkapi dengan peralatan digital modern, hanya peralatan analog kuno.
Hal ini dilakukan agar pesawat tetap dapat beroperasi bahkan saat terkena gelombang elektromagnetik dan ledakan nuklir.
Pesawat seharga 200 juta dolar AS ini dirilis tahun 1980, memiliki panjang 70,5 meter dengan tinggi mencapai 19,3 meter.
Rentang sayap pesaat ini mencapai 59,7 meter dan dilengkapi mesit jet 4 X General Electrics CF6-50E2 Turbofans.
Baca juga: Rusia Ancam Stop Aliran Gas, Jerman Ancang-ancang Gunakan Pembangkit Listrik Batu Bara
Kecepatan maksimal pesawat ini mampu mencapai 523 knot atau 969 km/jam, dengan ketinggian terbang maksimalnya 14.000 meter.