News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suhu Terasa Lebih Panas, Benarkah karena Fenomena Equinox Hari Ini?

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI CUACA PANAS - Suhu dirasakan lebih panas dirasakan beberapa hari terakhir. Pada saat bersamaan, fenomena equinox terjadi pada Senin (23/9/2024). 

"Berbeda dengan gelombang panas. Hanya panas terik harian saja, misalnya seperti saat ini, panas terik, tidak ada tutupan awan, maka (sinar) optimum, sehingga kelihatannya menyengat sekali," paparnya.

 

Benarkah Equinox Picu Suhu Panas?

Ilustrasi Equinox - Apa Itu Fenomena Equinox? Terjadi di Indonesia Hari Ini 21 Maret, Begini Dampaknya (DOK. Britannica)

Guswanto melanjutkan, peningkatan atau penurunan suhu harus diukur menggunakan termometer dan tidak boleh berdasarkan rasa atau feel-like.

Feel-like temperature adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi suhu yang dirasakan manusia, seperti lebih panas atau gerah.

Nihilnya tutupan awan menyebabkan cuaca lebih terasa terik lantaran kehadirannya dapat membuat suasana lebih adem.

Selain minim tutupan awan, rasa gerah yang dirasakan orang pun dapat terjadi karena beberapa kondisi.

Misalnya, orang yang kurang sehat mungkin akan merasa suhu di sekitar lebih panas daripada orang dalam kondisi sehat.

Guswanto menegaskan, equinox tidak mengakibatkan peningkatan suhu udara secara permanen dan signifikan.

"Kalau ukuran suhu meningkat itu harus ada ukurannya, tidak boleh dari feeling. Dari pengukuran BMKG tidak ada yang berbeda terlalu jauh," ujarnya.

Oleh karena itu, Guswanto mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi fenomena equinox.


Puncak Kemarau

ilustrasi kemarau (Freepik)


Sebelumnya, BMKG memberikan penjelasan mengenai keluhan warganet soal suhu panas di beberapa wilayah Indonesia.

Diketahui, sejumlah warganet di akun media sosial X (dulu Twitter) mengeluhkan suhu panas yang terjadi di beberapa kota di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Terkait hal tersebut, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan, pun membeberkan alasannya.

Menurut Ardhasena, suhu panas yang melanda sejumlah wilayah, khususnya Pulau Jawa, karena mulai memasuki puncak kemarau 2024.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini